Pengantar Bisnis

PENGANTAR BISNIS
BAB I

MOTIF DAN FUNGSI DARI SUATU BISNIS

A.   Motif Dan Fungsi Dari Suatu Bisnis

Suatu bisnis atau perusahaan adalah usaha yang menyediakan produk atau jasa
yang di inginkan pelanggan. Tujuan dari bisnis adalah untuk melayani kebutuhan
pelanggan oleh pemilik yang mencoba memperoleh laba. Orang- orang yang
menciptakan bisnis melihat suatu kesempatan untuk menghasilkan produk atau jasa
yang belum di tawarkan oleh perusahaan-perusahaan lain, atau mereka mungkin yakin
bahwa mereka dapat menghasilkan produk atau jasa yang dapat di jual dengan harga
yang lebih rendah dari perusahaan yang ada saat ini, dengan menyediakan produk yang
di inginkan oleh pelanggan. Mereka dapat menghasilkan laba bagi bisnisnya. Sedangkan
laba diperoleh dari penjualan barang dan jasa. Bisnis tersebut mengeluarkan beban dari
membayar karyawannya dan ketika membeli mesin atau fasilitas. Dan laba di hitung
berdasarkan selisih antara pendapatan dan beban, dan leba tersebut di serahkan kepada
pemilik bisnis. Misalnya seorang penjual Koran, mnjual korannya dengan modal awal
35000 dan dalam sehari dapat menghasilkan 50000. cara menghitung labanya adalah :
Pendapatan 50000
Modal (beban) 35000 –
Laba 15000
Labanya di dasarkan pada pendapatan di kurangi modal (beban)

Bisnis Nirlaba
Tidak semua bisnis diciptakan untuk menghasilkan organisasi nirlanba (non
profit organitation) adalah organisasi yang tujuan tertentu dan tidak di maksudkan
untuk mencari laba.
Ketika pendaptan melampaui bebannya di periode tertentu, laba tersebut di
investasikan kembali di organisasi tersebut. Contoh umum dari organisasi nirlaba
meliputi beberapa rumah sakit, sekolah, organisasi sosial. Meskipun organisasi nirlaba
sepenuhnya fokus pada penghasilan laba, organisasi tersebut tetap dikelola sebagaimana
bisnis di kelola.

B.  Mengidentifikasikan Sumberdaya Yang Digunakan Oleh Sesuatu Bisnis Untuk
Menghasilkan Produk Atau Jasa
Untuk menghasilkan produk atau jasa, perusahaan bergantung pada faktor-faktor
produksi berikut ini :
1. Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam (natural resources) meliputi sumberdaya apapun yang dapat
digunakan dalam bentuk alamiyah. Sumberdaya alam yang paling jelas dan umum
di gunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa adalah tanah.
Agribisnis mengendalikan tanah untuk menghasilkan tanaman. Bisnis lain yang
mengendalikan tanah untuk mendirikan tempat bagi produksinya.
2. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia (human resources) adalah manusia yang mampu
melakukan pekerjaan bagi suatu bisnis. Mereka dapat memberikan kontribusi pada
produksi dengan menggunakan kemampuan fisik mereka, seperti bekerja di pabrik
guna menghasilkan suatu produk. Alternatiifnya mereka dapat memberikan
kontribusi dengan menggunakan kemampuan mentalnya, seperti mengusulkan
perubahan dalam proses produksi saat ini atau memotivasi pekerja lain.
3. Modal
Modal (capital) meliputi mesin, peralatan, perlengkapan dan fasilitas fisik yang
digunakan untuk suatu bisnis. Semua jenis modal ini umum digunakan oleh
sumberdaya manusia untuk fasilitas fisik biasanya diperlukan untuk menghasilkan
fisik biasanya diperlukan untuk menghasilkan banyak jasa maupun produk.
4. Kewiraswastaan
Tindakan penciptaan, pengaturan dan pengolahan suatu bisnis. Sedangkan yang
di maksud dengan Wiraswasta adalah orang yang mengatur, mengeloloh, dan yang
menanggung resiko dari memulai suatu bisnis.

C.  Mengidentifikasikan Para Pemangku Kepentingan Kunci Yang Terlibat Dalam
Suatu Bisnis
Setiap bisnis melibatkan transaksi dengan manusia. Orang-orang tersebut di
pengaruhi oleh bisnis dan oleh karena itu memiliki kepentingan dalam bisnis tersebut.
Mereka disebut sebagai pemangku perusahaan. Ada lima jenis pemangku kepentingan
yang terlibat dalam suatu bisnis:
1. Pemilik
Adalah seorang wiraswasta yang menciptakan suatu pada awalnya berfungsi
sebagai pemilik tunggal. Tetapi guna melakukan ekspensi, bisnis tersebut mungkin
memerlukan lebih banyak pendanaan dibandingkan dengan yang dapat disediakan
oleh wiraswasta tersebut. Akibatnya, wiraswasta tersebut memperbolehkan aran
lain untuk berinfestasi dalam perusahaan dan menjadi partner pemilik. Sedangkan
para investor akan memiliki saham di perusahaan, saham adalah sertifikat
kepemilikan dari suatu bisnis.
2. Kreditor
Kreditor adalah lembaga keuangan atau individu yang menyediakan pinjaman.
Perusahaan biasanya membutuhkan dukungan keuangan melampaui apa yang
disediakan oleh pemiliknya ketiaka suatu perusahaan di dirikan pada awalnya
perusahaan tersebut mengeluarkan beban sebelum dapat manjaual suatu produk
atau jasa.
3. Karyawan
Karyawan adalah orang-orang yang bekerja dalam suatu perusahaan untuk
melaksanakan operasi bisnis. Sedangkan manajer adalah karyawan yang
bertanggung jawab untuk mengelola penugasan kerja dari karyawan lain dan
membuat keputusan bisnis penting.
4. Pemasok
Pemasok adalah perusahaan atau perorangan yang menyediakan bahan baku sesuai
jadwal. Perusahaan pada umumnya menggunakan bahan baku guna menghasilkan
produknya.perusahaan tidak dapat menyelesaikan produksi juka mereka tidak dapat
memperoleh bahan baku.
5. Pelanggan

6. Tidak dapat bertahan hidup tanpa pelanggan. Untuk menarik pelanggan, suatu
perusahaan harus menyediakan produk atau jasa yang diinginkan pada harga yang
wajar.

D.   Lingkungan Bisnis

Keberhasilan suatu bisnis pada umumnya bergantung pada lingkungan bisnis.
Lingkunan bisnis dapat di bagi menjadi bagian-bagian berikut :
1. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial, meliputi demografi dan preferensi pelanggan, mecerminkan
sosial terhadap mana suatu bisnis terekspos, demografis (demographics), atau
karakterisrik dari populasi berubah sejalan dengan waktu.
2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri mencerminkan kondisi didalam industry perusahaan terhadap
mana perusahaan terekspos. Kondisi disetiap industry bervariasi sesuai dengan
permintaan dan persaingan.
3. Lingkungan Ekonomi
Kondisi ekonomi memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja dari setiap bisnis.
Ketika perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang
dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Oleh karena itu, orang memiliki
penghasilan yang relatif baik di kondisi ini.
4. Lingkungan Global
Lingkungan global dapat mempengaruhi seluruh perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa perusahaan mengandalkan Negara lain untuk
sebagian pasokannya atau menjual produknya di berbagai Negara.

E.   Jenis-Jenis Utama Dari Keputusan Bisni
Jenis utama dari keputusan yang terlibat dalam menjalankan bisnis dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Keputusan Manajemen
Manajemen adalah cara bagaimana karyawan dan sumber daya lain (seperti mesin)
di gunakan oleh perusahaan.

2. Keputusan Pemasaran
Pemasaran adalah cara bagaiman produk atau jasa dikembangkan , ditetapkan
harganya, di distribusikan dan di promosikan ke pelanggan.
3. Keputusan Keuangan
Keuangan adalah cara bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan dana
bagi operasi bisnisnya.

BAB 2

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

A. Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam
menjalankan kegiatan perusahaaan atau berusaha. Secara sederhana yang
dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat.Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita
menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika
bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum,
karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang
tidak diatur oleh ketentuan hukum .
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah
laku etika bisnis, yaitu:
1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya
mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah
laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi
benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
B. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh. Ada beberapa kelompok yang dapat
mempengaruhi kepentingan bisnisl diantaranya:
1. Para pengusaha dan mitra usaha
2. Perusahaan pemasok bahan baku
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
5. Bank penyandang dana perusahaan
6. Investor penanam modal
7. Masyarakat umum yanag dilayani
8. Pelanggan yang membeli produk

C. Manfaat Etika Berbisnis
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa
hormat dari stake holder.
2. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan
sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan
kerja yang semakin kompleks.
3. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak
berkaitan dengan reputasi.
4. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab
sosial dapat menambah uang dalam bisnis mereka.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal
serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka
panjang, karena:

a. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya
friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
b. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
c. Melindungi prinsip kebebasan berniaga.
d. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal
mungkin harus mempertahankan karyawannya. Untuk memudahkan
penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai
yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen
korporasi yakni dengan cara :
a. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
b. Memperkuat sistem pengawasan
c. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus
menerus.

D. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Penggunaan istilah Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau atau
Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer dengan
semakin meningkatnya praktek tanggung jawab sosial perusahaan, dan diskusi-
diskusi global, regional dan nasional tentang CSR. Istilah CSR yang mulai
dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini menjadi salah satu bentuk inovasi bagi
hubungan perusahaan dengan masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak
diterapkan baik oleh perusahaan multi-nasional maupun perusahaan nasional
atau lokal.
CSR adalah tentang nilai dan standar yang berkaitan dengan
beroperasinya sebuah perusahaan dalam suatu masyarakat. CSR diartikan
sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang
berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan
pembangunan berkelanjutan. CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang
berlaku di Perusahaan dan dimasyarakat. Etika yang dianut merupakan bagian

dari budaya (corporate culture); dan etika yang dianut masyarakat merupakan
bagian dari budaya masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di
masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan regulasi pemerintah sebagai
bagian dari sistem ketatanegaraan.
Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai membuat keputusan
atau bertindak etis bila:
1. Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau standar yang
diterima dan berlaku pada lingkungan organisasi yang bersangkutan.
2. Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada seluruh pihak
yang terkait.
3. Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau keputusan
tersebut mungkin diterima dengan alasan etis.
Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk keuntungan sebanyak
mungkin, tetapi juga mempunyai etika dalam bertindak menggunakan
sumberdaya manusia dan lingkungan guna turut mewujudkan pembangunan
berkelanjutan. Pengukuran kinerja yang semata dicermati dari komponen
keuangan dan keuntungan (finance) tidak akan mampu membesarkan dan
melestarikan, karena seringkali berhadapan dengan konflik pekerja, konflik
dengan masyarakat sekitar dan semakin jauh dari prinsip pengelolaan
lingkungan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

E. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut Zimmerer ada beberapa pertanggungjwaban perusahaan, yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus
memperhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak
membuang limbah yang mencemari lingkungan.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan
Menurut zimmerer tanggung jawab terhadap karyawan dapat dilakukan
dengan cara:
a. Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
b. Meminta input kepada karyawan

c. Memberi kepercayaan kepada karyawan
d. Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan biak
e. Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan
f. Tanggung jawab terhadap pelanggan
Tanggung jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:
1) Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
2) Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar
g. Tanggung jawab terhadap investor
Tanggung jawab terhadap investor adalah menyediakan pengembalian
investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba.
h. Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya,
misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta
kontribusi terhadap mayararakat sekitarnya.

BAB 3

MENILAI KONDISI EKONOMI

A. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kinerja Bisnis

Pertumbuhan ekonomi (economic growth) mencerminkan perubahan dalam
tingkat aktifitas ekonomi secara umum. Kadanga kala pertumbuhan ekonomi kuat, pada
saat yang lain pertumbuhan ekonomi relatif rendah.

B. Dampak Dari Inflasi

Inflasi (inflation) adalah kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa secara
umum selama periode waktu tertentu. Inflasi terbagi menjadi dua jenis:
1. Inflasi yang didorong oleh biaya
Situasi di mana harga yang lebih tinggi di kenakan oleh perusahaan sebagai akibat
dari biaya yang lebih tinggi.
2. Inflasi yang ditarik oleh permintaan
Situasi dimana harga produk dan jasa ditarik ke atas karena permintaan konsumen
yang kuat.

C. Dampak Dari Tingkat Bunga

Tingka bunga menetukan biaya meminjam uang. Tingkat bunga dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan karena mempengaruhi beban atau
pendapaatanperusahaan.

D. Bagaimana Harga Pasar Ditentukan

Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh perubahan dalam harga yang dikenakan
oleh perusahaan untuk produk-produknya dan dalam harga yang dibayarkan oleh
perusahaan untuk perlengkapan dan bahan bakunya. Dan dalam penentuan harga pasar
dapat menggunakan penawaran dan permintaan suatu barang atau jasa.

E. Pengaruh Permintaan Terhadap Kondisi Ekonomi
Untuk mempengaruhi kondisi ekonomi pemerintah menerapkan kebijakan moneter dan
fiskal. Kebijakan moneter merupakan keputusan mengenai tingkat penawaran uang.

Sedangkan kebijakan fiskal yaitu keputusan mengenai bagaimana pemerintah
menetapkan tarif pajak dan membelanjakan uang.

BAB 4

MENILAI KONDISI GLOBAL

A. Bisnis Internasional Dapat Meningkatkan Kinerja

Bisnis internasional dapat meningkatkan suatu perusahaan dengan meningkatkan
pendapatan atau mengurangi bebannya. Terdapat motif dalam bisnis internasional yang
akan memberikan manfaat dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan. Motif umum
untuk menjalankan bisnis internasional:
1. Menarik permintaan asing, karena dapat meningkatkan pendapatan
2. Memanfaatkan teknologi, karena dapat meningkatkan pendapatan
3. Menggunakan sumber daya yang murah, karena beban lebih rendah
4. Melakukan diversifikasi secara internasional, karena menggambarkan risiko yang
lebih rendah dengan mengurangi eksposur oleh satu perokonomian saja.

B. Bagaimana Menjalankan Bisnis Internasional
Banyak metode-metode untuk menjalankan bisnis internasional, metode yang umum
untuk menjalankan bisnis internasional yang sebaiknya dipertimbangkan:
1. Mengimpor (importing), adalah pembelian produk atau jasa asing. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat impor dipengaruhi oleh hambatan perdagangan
pemerintah. Pemerintah dapat mengenakan tarif yaitu pajak yang dikenakan atas
produk-produk impor. Pemerintah juga dapat mengenakan kuota yaitu batasan
jumlah dari produk tertentu yang dapat diimpor.
2. Mengekspor (exporting), penjualan produk atau jasa ke pembeli yang ada di negara
lain. Ada tren impor dan ekspor yaitu Neraca Perdagangan, dimana tingkat ekspor
dikurangi dengan tingkat impor. Jika jumlah di mana impor melebihi ekspor terjadi
deffisit anggaran.
3. Investasi asing langsung, yaitu suatu cara untuk mengakuisisi atau membangun
anak perusahaan di satu atau lebih negara asing.
4. Outsourcing, yaitu penggunaan tenaga kerja dari luar perusahaan sendiri untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu yang spesifik.
5. Aliansi strategis, yaitu perjanjian bisnis antar perusahaan di mana sumber daya
ditanggung bersama guna mengejar kepentingan bersama. Ada jenis aliansi

strategis salah satunya usaha patungan, yaitu suatu perjanjian antara dua perusahaan
mengenai proyek tertentu dan perjanjian internasional, yaitu dimana suatu
perusahaan memperbolehkan perusahaan asing (pemegang lisensi) untuk
menghsilkan produk-produknya sesuai instruksi yang spesifik.

C. Hambatan dari Bisnis Internasional
Jika hambatan terhadap bisnis internasional telah berkurang sejalan dengan
waktu, masih tetap ada beberapa hambatan terhadap bisnis interrnasional. Beberapa
pemerintah terus memberlakukan hambatan perdagangan guna melindungi
perusahaan local atau untuk menghukum negara lain atass tindakannya.
Hambatan yang digunakan untuk melindungi perusahaan lokal. Tindakan yang
diambil pemerintah contonya dumping, yaitu menjual produk di negara asing pada
harga di bawah biaya produksi dari produk tersebut. Hambatan tersebut dapat
mencegah perusahaan untuk memasuki pasar asing atau membuat biaya untuk
memasuki pasar asing atau membuat biaya memasuki pasar asing menjadi lebih
mahal. Perusahaan harus mengetahui hambatan yang ada saat ini sehingga
perusahaan dapat memutuskan apakah memasuki pasar asing tertentu dapat dicoba.

D. Karakteristik Asing Mempengaruhi Bisnis Internasional
Ketika suatu perusahaan terlibat bisnis internassional harus mempertimbangkan
karakteristik berikut:
1. Budaya
Perusahaan harus mempelajari budaya dari negara asing sebelum terlibat bisnis
disana harus dapat menilai selera, kebiasaan, dan adat istiadat dari budaya
negara tsb.
2. Sistem ekonomi
Ada kebijakan dalam sistem ekonomi masing-masing negara:
a. Kapitalisme, suatu sistem ekonomi yang memungkinkan kepemilikan
swasta atau bisnis karena campur tangan pemerintah sedikit.
b. Komunisme, suatu sistem ekonomi yang melibatkan kepemilikan publik
atas bisnis.

c. Sosialisme, yaitu system ekonomi yang memiliki sebagian fitur kapitalisme
dam sosialisme pemerintah biasanya menerapkan pajak tinggi atass
penghasilan.
3. Kondisi ekonomi, kinerja keseluruhan dari perusahaan tsb bergabtung pd
pertumbuhan ekonomi dari negara asing itu dan pada sensitivitas perusahaan
thd kondisi di negara itu.
4. Nilai tukar, fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi harga actual yg
dibayarkan oleh pelanggan asing karena setiap negara mempunyai mata
uangnya sendiri.
5. Risiko politik dan Undang-undang, karena tindakan politik suatu negara dapat
berdampak buruk bagi suatu bisnis misalnya ada korupsi dan ada iklim regulasi.

E. Pergerakan Nilai Tukar Dapat Mempengaruhi Kinerja
Pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi perusahaan dalam berbagai cara,
bergantung pada karakteristiknya. Para importir memperoleh keuntungan dari dolar
yg kuat, sementara para eksportir memperoleh keuntungan dari dolar yang lemah
tetapi dipengaruhi secara negatif oleh dolar yang kuat.

BAB 5

MEMILIH BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS

A. Kepemilikan Perseroan
Kepemilikan perseroan adalah satu bisnis yang dimiliki oleh seorang pemilik tunggal.
1. Keuntungan kepemilikan perseroan
a. Seluruh keuntungan akan diterima oleh pemilik tunggal
b. Organisasi yang mudah
c. Pengendalian penuh
d. Pajak yang lebih rendah
2. Kerugian kepemilikan perseroan
a. Pemilik tunggal menanggung seluruh kerugian
b. Kewajiban yang tidak terbatas
c. Dana yang terbatas
d. Keahlian yang terbatas
B. Persekutuan
Bisnis yang dimiliki oleh dua orang atau lebih (partnership)
1. Keuntungan persekutuan
a. Tambahan pendanaan
b. Pembagian kerugian
c. Lebih banyak spesialisasi
2. Kerugian persekutuan
a. Pembagian pengendalian
b. Kewajiban yang tidak terbatas
c. Pembagian keuntungan

C. Perseroan Terbatas
Suatu entitas tercatat di Negara bagian dan membayarkan pajak serta secara hokum
dapat dibedakan dari para pemiliknya.
1. Keuntungan perseroan terbatas
a. Kewajiban terbatas
b. Akses kependanaan

c. Perpindahan kepemilikan
2. Kerugian perseroan terbatas
a. Biaya operasi yang tinggi
b. Pengungkapan keuangan
c. Masalah perwakilan
d. Pajak yang tinggi

D. Pengaruh Kepemilikan Terhadap Pengambilan Resiko
Ketika para pemilik bisnis melakukan penilaian atas setiap kemungkinan investasi pada
suatu bisnis, mereka akan mempertimbangkan baik potensi pengambilan maupun
risikodari jenis investasi tersebut.

E. Memperoleh Kepemilikan Atas Bisnis Yang Sudah Berjalan
Beberapa orang menjadi pemilik tunggal tanpa harus mendirikan bisnis, berikut adalah
metode umum dimana seorang dapat menjadi pemilik yang sudah berjalan:
1. Mengambil alih kepemilikan sebuah bisnis keluarga
2. Membeli bisnis ya ng sudah berjalan
3. Waralaba

BAB 6

KEWIRASWASTAAN DAN PERENCANAAN BISNIS

Para pengusaha mencoba untuk menciptakan suatu bisnis yang akan menghasilkan
keuntungan bagi diri mereka. Mereka mencari berbagai peluang dimana mereka dapat
menawarkan suatu barang atau jasa kepada para pelanggan yang dihargai lebih murah
atau memiliki mutu lebih baik jika dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh
perusahaan lain yang sudah ada.
1. Menciptakan suatu bisnis baru
Sebelum menciptakan bisnis baru untuk pasar tertentu, kita sebaiknya
mempertimbangkan kondisi-kondisi berikut:
a. Permintaan
b. Persaingan
c. Kondisi tenaga kerja
d. Kondisi peraturan dan perundang-undangan
2. Menilai kondisi pasar
3. Mengembangkan keunggulan kompetitif
Setelah perusahaan mengidentifikasiakan dan menilaipesaing-pesaing utamanya,
mereka dapat mencari berbagai cara untuk meningkatkan atau paling tidak
mempertahankan pangsa pasarnya.
4. Mengembangkan rencana bisnis
Rencana bisnis atau uraian terinci mengenai bisnis yang di usulkan, termasuk uraian
mengenai produk atau jasa, jenis-jenis konsumen yang menjadi target, persaingan,
dan fasilitas yang dibutuhkan untuk produksi.
5. Manajemen resiko oleh penggusaha
Seorang pengusaha akan merencanakan bisnis barunya, mereka sadar bahwa mereka
akan terekspos pada resiko bisnis (business risk) atau ketidakpastian kinerja bisnis di
masa yang akan dating.

BAB 7

MENGELOLA SECARA EFEKTIF

A. Tingkatan-Tingkatan Manajemen
Manajemen melibatkan pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya
dengan cara yang paling baik guna mencapai rencana dan tujuan perusahaan.
Tingkatan-tingkatan manajer dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Berdasarkan perbedaan vertikal:
a. Manajemen  puncak
Manajemen  puncak merupakan  manajemen  yang berada pada puncak
hierarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Manajemen
puncak bertanggung jawab untuk menentukan tujuan organisasi, menetapkan
strategi, mengawasi dan menginterpretasikan lingkungan eksternal serta
mengambil keputusan yang akan mempenharuhi seluruh organisasi dan
mengkomunikasikan visi bersama untuk organisasi. Yang termasuk dalam
manajemen puncak adalah presiden, direktur keuangan, dan wakil presiden
pemasaran.
b. Manajemen  Menengah
Manajemen  menengah merupakan manajemen  yang bekerja pada
tingkat menengah organisasi dan bertanggung jawab atas unit usaha dan
departtemen utama. Dalam lingkungan baru, manajemen  menengah
memerlukan keahlian untuk memberikan motivasi dan inspirasi yang beragam,
keterampilan bernego, keinginan untuk mendengar, dan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan jelas, kejujuran dan integritas serta kemampuan untuk
mengelola perubahab dan konflik. Yang termasuk dalam manajemen
menengah adalah manajer penjualan wilayah dan manajer pabrik.
c. Manajemen  Supervisor
Manajemen  supervisor  merupakan manajemen  yang bertanggung
jawab untuk proyek pekerjaan sementara yang melibatkan partisipasi orang
yangdatang dari berbagai fungsi dann tingkatan organisasi. Yang termasuk
manajemen supervisor adalah manajer akun dan supervisor.

d. Manajer lini pertama
Manajer lini pertama merupakan seorang manajer yang berada pada
tingkatan pertama atau kedua manajemen dan secara langsung bertanggung
jawab atas sekelompok karyawan nonmanajemen. Mereka memberikan
perhatian pada penerapan aturan dan prosedur untuk mencapai produksi yang
efisien, memberikan bantuan teknis dan memotivasi karyawan.
2. Berdasarkan Perbedaan Horizontal
a. Manajer Fungsional
Merupakan seorang manajer yang bertanggung jawab atas departemen
yang menjalankan tugas fungsional tunggal dan memiliki karyawan dengan
pelatihan dan keahlian yang serupa. Departemen ini mencakup periklanan,
penjualan, keuangan, sumberdaya, manufaktur dan akuntansi.
b. Manajer Umum
Manajer umum merupakan seorang manajer yang bertanggung jawab
atas beberapa departemen yang menjalankan fungsi berbeda.

B. Fungsi-Fungsi Manajerial
1. Perencanaan
Perencanaan atau planning berkaitan dengan penentuan tujuan untuk kinerja
organisasi di masa depan, memutuskan tugas, dan penggunaan sumberdaya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Di dalam perencanaan dikenal bagian-bagiannya yaitu:
a. Rencana strategis yakni mengidentifikasikan fokus bisnis utama sebuah
perusahaan untuk periode jangka panjang, mungkin selama tiga hingga lima
tahun ke depan.
b. Perencanaan taktis yakni rencana-rencana skala kecil (diatas satu atau dua
tahun) yang konsisten dengan rencana strategis (jangka panjang) perusahaan.
c. Perencanaan operasional yakni menentukan metode-metode yang akan
digunakan dalam waktu dekat  (misalnya tahun depan) untuk mencapai rencana-
rencana taktis. Ketika perusahaan melakukan perencanaan operasional, mereka
harus mengikuti kebijakan-kebiijakan dan prosedur yang berlaku. Kebijakan
yakni panduan mengenai bagaimana pekerjaan sebaiknya dilakukan dan

prosedur merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
mengimplementasikan suatu kebijakan.
d. Perencanaan kontinjensi merupakan rencana-rencana alternatif yang
dikembangkan untuk berbagai kemungkinan kondisi bisnis.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan penentuan dan pengelompokan tugas ke dalam
departemen, serta alokasi sumber daya ke dalam departemen tersebut.
Pengorganisasian meliputi organisasai karyawan dan sumber daya-sumber daya lain
berbagai cara yang konsisten dengan tujuan perusahaan.
3. Kepemimpinan
Merupakan fungsi manajemen yang menggunakan, pengaruh untuk memberikan
motivasi atau dorongan kepada karyawan agar dapat mencapai tujuan perusahaan
atau organisasi. Fungsi kepemimpinan tidak hanya berhubungan dengan
instruksi–instruksi mengenai bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan, namun
juga intensif untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara benar dan cepat. Salah
satu metode adalah mendelegasikan wewenang dengan memberikan tanggung
jawab yang lebih besar kepada karyawan. Jika karyawan lebih aktif terlibat dalam
proses produksi dan diperkenankan untuk mengungkapkan pandangannya, maka
banyak masalah akan dapat diselesaikan dengan lebih mudah. Adapun jenis-jenis
gaya kepemimpinan yaitu:
a. Autokrasi
Merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin tetap memepertahankan
wewenang penuh dalam pengambilan keputusan.
b. Bebas kendali
Merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin mendelegasikan sebagian
besar wewenangnya kepada para karyawan.
c. Partisipatif
Merupakan gaya kepemimpinan dimana para pemimpin menerima beberapa
masukan karyawan namun biasanya menggunakan wewnang yang mereka
miliki untuk mengambil keputusan.
4. Pengendalian

Merupakan  fungsi manajemen dalam mengawasi segala aktivitas karyawan dan
melakukan koreksi jika diperlukan. Fungsi pengendalian akan menilai apakah
rencana-rencana yang dibuat dalam perencanaan telah tercapai. Fungsi
pengendalian memungkinkan dilakukannya evaluasi secara kontinu sehingga
perusahaan dapat memastikan bahwa ia telah mengikuti arah yang diinginkan untuk
mencapai rencana strategisnya.
a. Pengendalian oleh Investor

Investor dari perusahaan terbuka mencoba untuk memastikan bahwa para
manajer membuat keputusan-keputusan yang efektif yang akan memaksimalkan
kinerhja dan nilai perusahaan. Investor memiliki pengaru atas manajemen karena
mereka dapat menyampaikan keluhan kepada dewan direksi atau kepada para
eksekutif jika para manajer membuat keputusan yang buruk.
b. Pengendalian atas Pelaporan

Investor dari perusahaan terbuka mencoba untuk memiliki kendali atas
manajemen sebuah perusahaan dengan meninjau laporan keuangan yang
diterbitkan secara triwulanan oleh perusahaan. Secara umum, kinerja keuangan
akan didasarkan pada pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
5. Peranti lunak untuk meningkatkan fungsi-fungsi manajemen
a. Perekrutan Karyawan
Peranti lunak untuk menyeleksi lamaran-lamaran pekerjaan, yang didasaekan atas
prinsi-prinsip psikologi, dapat digunakan untuk menilai sikap dan potensi
kecocokan dengan perusahaan.
b. Evaluasi Karyawan
Menilai dan mengevaluasi karyawan telah lama menjadi salah satu pekerjaan
sensitif yang ditskuti oleh banyak manajer.
c. Manajemen umum
Tersedia beragam peranti lunak yang dapat digunakan untuk membantu para
manajer dalam aktivitas mnajemen sehari-hari.
d. Negoisasi
Telah dikembangkan srjumlah paket peranti lunak yang menerapkan model-
model psikologis dalammembbantu manajer membuat stratehi-strategi negoisasi
pada berbagai situasi.

e. Pengambilan keputusan
Semakin banyak jumlah paket peranti lunak yang dirancang untuk membantu
manajer membuat keputusan dengan lebih rasional.
f. Kreativitas
Beberapa peranti lunak didesain untuk merangsang kreatifitas manajerial.

g. Keahlian Manajerial
Untuk dapat bekerja dengan baik manajer mangandalkan empat jenis keahlian:
1. Keahlian Konseptual
Disebut juga kaehlian analitis yaitu kemampuan untuk memahami hubungan yang
terdapat  di antara berbagai pekerjaan dalam sebuah perusahaan.
2. Keahlian Interpersonal
Disebut juga sebagai keahlian berkomunikasi yatu keahlian yang dibutuhkan untuk
berkomunikasi dengan pelanggan dan karyawan.
3. Keahlian Teknis
Yaitu untuk memahami jenis-jenis pekerjaan yang mereka kelola.
4. Keahlian Mengambil Keputusan
Proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa tahapan yang spesifik.
Pertama, setiap kemunhkinan keputusan yang konsisten dengan rencana strategis
perusahaan sebaiknya diidentifikasikan kemudian di lanjutkan dengan
mengumpulkan informasi-informasi yang relevan dengan setiap kemungkinan
keputusan.  Adapun proses pengambilan keputusan antara lain:
a. Bagaimana manajer mengelola waktu
b. Menyusun prioritas dengan tepat
c. Menjadwalkan interval waktu yang panjang untuk pekerjaan-pekerjaan penting
d. Meminimalisasi gangguan
e. Membuat tujuan-tujuan jangka pendek
f. Mendelegasikan sebagian pekerjaan kepada karyawan.

BAB 8

STRUKTUR ORGANISASI

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Organisasi

Banyak definisi dan pengertian mengenai organisasi yang dikemukakan oleh
para ahli dengan sudut pandangan yang berbeda–beda. Berikut ini adalah beberapa
definisi atau pengertian organisasi yang dikemukakan oleh para ahli.
1. Menurut Stephen P. Robbins,(2001),organisasi merupakan gabungan unit sosial
yang mempunyai anggota dua orang atau lebih yang dikoordinasikan untuk
mencapai sejumlah tujuan.
2. Menurut Edgar H. Schein (2002),organisasi merupakan koordinasi sejumlah
kegiatan manusia yang telah direncanakan untuk mencapai maksud dan tujuan
tertentu bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta, melalui serangkaian
wewenang dan tanggung jawab.
3. Gibson (1997), menjelaskan bahwa pengertian organisasi merupakan satu
kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak
dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah.
Selain istilah organisasi, istilah yang dekat dengan organisasi adalah
pengorganisasian. Pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses penciptaan
hubungan antara berbagai fungsi, personalia, dan faktor – faktor fisik agar semua
pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada satu tujuan. Dalam suatu
organisasi terdapat hubungan informal dan hubungan formal. Hubungan informal
menyangkut hubungan manusiawi, di luar dinas atau bersifat tidak resmi. Sedangkan
hubungan formal merupakan bentuk hubungan yang sengaja, secara resmi (kedinasan).
Biasanya ditunjukkan dengan suatu bagian organisasi. Ada 3 (tiga) hubungan dasar
dalam hubungan formal :
1. Tanggung jawab, merupakan kewajiban individu untuk melaksanakan
tugas–tugasnya, barangkali bisa diarahkan terjadinya spesialisasi dalam bekerja.
2. Wewenang, maksudnya adalah hak untuk mengambil keputusan mengenai apa yang
dijalankan oleh seseorang dan merupakan hak untuk meminta kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu.

3. Pertanggungjawaban, merupakan laporan hasil kerja dari bawahan kepada yang
berwenang (atasan).
Salah satu tujuan utuma mengorganisasi adalah untuk mempermudah melaksanakan
tugas, yaitu membantu suatu kegiatan besar menjadi kegiatan–kegiatan yang kecil. Di
samping itu juga untuk mempermudah pimpinan dalam melaksanakan tugas
pengawasan. Dengan mengorganisasi dapat ditentukan orang yang dibutuhkan untuk
memangku tuga –tugas yang telah dibagi itu.
Langkah–langkah dalam pengorganisasian adalah sebagai berikut:
1. Memerinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas – aktivitas yang secara logis dan
menyenangkan dapat dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota perusahaan dalam cara yang logis dan
efisien.
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi
dalam suatu keputusan yang harmonis.
5. Memantau efektivitas organisasi dan pengambilan langkah – langkah penyesuaian
untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Istilah lainnya yang dekat dengan organisasi adalah perilaku organisasi. Perilaku
Organisasi menurut Gibson (2001) adalah perubahan yang menyangkut individu dan
kelompok dalam sebuah lingkungan organisasi. Sedangkan menurut W. Jack Duncan
(2001), perilaku organisasi merupakan suatu studi yang menyangkut aspek – aspek
tingkah laku yang melekat pada diri manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelompok tertentu. Dari beberapa definisi tentang perilaku organisasi pada prinsipnya
mempunyai satu kesamaan yaitu titik awalnya dimulai dari perilaku manusia dan atau
lebih banyak menekankan pada aspek – aspek psikologi dari tingkah laku individu.
Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik.
Struktur organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien. Struktur
organisasi sehat berarti tiap - tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan
peranannya dengan tertib. Struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan
peranannya tersebut masing - masing satuan organisasi dapat mencapai perbandingan
terbaik antara usaha dan hasil kerja.

B. Teori Organisasi
Teori organisasi merupakan teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah
organisasi. Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana
sebuah organisasi menjalankan sebuah fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi
organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh orang - orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi
tersebut.
Teori organisasi pertama kali muncul pada abad ke-19 karena pengaruh Revolusi
Inggris. Secara umum, teori organisasi merupakan rangkuman konsep, ikhtisar, tinjauan
dan pendapat yang berkaitan dengan metode pemecahan masalah organisasi agar
mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Berdasarkan perkembangannya
yang dialami, teori organisasi selalu mengalami evolusi dari masa ke masa. Secara garis
besar, evolusi teori organisasi bisa dibedakan ke dalam tiga kelompok, yakni teori
organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.
1. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi yang berkembang mulai awal abad ke-19 digolongkan kedalam
teori organisasi klasik atau disebut juga “teori tradisional” atau “teori mesin”. Pada
masa ini organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang yang membentuk
lembaga. Tiap-tiap bagian organisasi tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi
dalam tugas dan wewenang. Dalam teori organisasi klasik ini, dinyatakan bahwa
sebuah organisasi terdiri atas empat unsur pokok, yakni sebagai berikut :
a. Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi
b. Adanya sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu
c. Kerja sama antara sekelompok orang dengan spesialisasi yang berbeda
d. Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistem tersebut.
Para penganut teori organisasi klasik meyakini bahwa organisasi bergantung
pada kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori organisasi klasik
kemudian berkembang menjadi tiga aliran, yaitu teori birokrasi, administrasi, dan
manajemen ilmiah.
2. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai
karakteristik - karakteristik struktural tertentu yang dapat dikemukakan di setiap

organisasi kompleks dan modern. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik
birokrasi sebagai berikut:
a. Pembagian kerja yang jelas
b. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
c. Program rasional dalam pencapaian
d. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
e. Sistem aturan yang mencangkup hak - hak dan kewajiban - kewajiban posisi
para pemegang jabatan
f. Hubungan - hubungan antar pribadi yang sifatnya “impersonal”.
Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normatif, yang menekankan struktur
dalam organisasi.
3. Teori Administrasi
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini
sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol. Henry Fayol
seorang industralis dari Perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah - masalah
tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration Industrielle et
Generale (Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan bahwa semua
kegiatan - kegiatan industrial dapat dibagi menjadi enam kelompok:
a. Kegiatan Tehnikal (produksi, manufacturing, adaptasi)
b. Kegiatan Komersial (pembelian, penjualan, pertukaran)
c. Kegiatan Finansial (pencarian suatu penggunaan optimum dari modal)
d. Kegiatan Keamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan personalia
organisasi)
e. Kegiatan Akuntansi (penentuan persediaan biaya, penyusunan neraca, dan
laporan laba–rugi)
f. Kegiatan Manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberian,
pengkoordinasian, dan pengawasan)
4. Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori
manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktik - praktik manajemen
modern. Dalam buku - buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan
berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan masalah-masalah

organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat
mekanisme - mekanisme atau teknik-teknik. F.W. Taylor menuangkan
gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop Management, The Principles of
Scientific yang menghasilkan empat kaidah dasar manajemen yang harus
dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu:
a. Menggantikan metode - metode kerja dalam praktik dengan berbagai metode
yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang
benar.
b. Mengadakan seleksi, latihan - latihan, dan pengembangan para karyawan
secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik - baiknya
sesuai dengan spesialisasinya.
c. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan
secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh
kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen
dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
d. Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat
dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manager
sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.
5. Teori Neoklasik
Aliran teori organisasi neoklasik muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan
terhadap teori organisasi klasik, ketiga teori organisasi yang tergabung dalam teori
organisasi klasik tersebut dinilai sangat kaku dan mengabaikan hubungan
manusiawi. Teori organisasi neoklasik memberi perhatian khusus pada aspek
psikologis dan sosial pada diri anggota organisasi, baik sebagai individu maupun
kelompok kerja. Salah satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg, tertuang
dalam bukunya, Psychology and Industrial Effeciency yang terbit pada 1913, dan
dinilai sebagai rantai penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju
neoklasik.
6. Teori Modern
Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai belum
memuaskan untuk tuntunan manajemen modern. Banyak kelemahan dan
ketimpangan yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori

organisasi modern pada 1950. Teori organisasi modern ini kemudian dikenal
dengan nama “Analisis Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memandang
organisasi sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung.
Beberapa perbedaan mencolok antara teori modern dengan teori klasik adalah
sebagai berikut:
a. Teori organisasi klasik menitikberatkan pada análisis dan deskripsi sementara
teori organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan
secara menyeluruh.
b. Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan vertikal,
sementara teori organisasi modern cenderung horizontal, dinamis, dan
multidimensi.
7. Teori Organisasi di Indonesia
Organisasi di Indonesia tidak menekankan análisis dan deskripsi sendiri–sendiri.
Selain itu, konsep dinamis, horisontal dan multidimensi yang ditujukkan sebagian
besar organisasi di Indonesia semakin memperkuat pandangan bahwa teori
organisasi yang diterapkan di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh teori
organisasi modern.

C. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
Ada beberapa bentuk berbeda dari struktur organisasi dalam sebuah tim. Tim
yang sudah terorganisir dan tersturktur dengan baik sangatlah penting, karena akan
mengarahkan tim tersebut menjadi sebuah tim yang ahli dan cakap dalam bekerja.
Pengambilan keputusan dalam sebuah tim bergantung pada bagaimana cara tim
tersebut akan bekerja bersama. Ada 4 bagan struktur organisasi menurut Henry G.
Hodges, yaitu:
1. Bentuk Piramida, merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, sederhana,
jelas, dan mudah dimengerti.
2. Bentuk Vertikal, hampir sama dengan bentuk piramidal dalam pelimpahan
kekuasaan.
3. Bentuk Horizontal, aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri
ke kanan.

4. Bentuk Melingkar, menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan
jabatan lainnya.
Beberapa bentuk–bentuk struktur organisasi adalah sebagai berikut.
1. Organisasi Garis/Lini (Line Organization)
Organisasi Garis/Lini merupakan bentuk organisasi yang paling tua.
Pencetusnya adalah Henry Fayol (184-1925). Bentuk organisasi ini identik
dengan organisasi militer karena pada masa dahulu banyak digunakan oleh
kalangan militer. Disebut organisasi lini karena perintah yang berasal dari atas
(pimpinan) ke bawah merupakan garis lurus,sedangkan garis lurus dari bawah ke
atas merupakan tanggung jawab atau tempat melapor. Bentuk organisasi ini
cocok untuk perusahaan kecil atau perusahaan yang kegiatan usahanya masih
sederhana.
Kebaikan bentuk organisasi garis:
a. Pemimpin berada pada satu tangan
b. Pengambilan keputusan dapat dilakukan secepat mungkin
c. Rasa solidaritas antarkawan umumnya tinggi
d. Biaya organisasi relatif rendah.
Kelemahan bentuk organisasi garis:
a. Terlalu tergantung pada satu orang, sehingga apabila yang bersangkutan tidak
mampu, maka kegiatan perusahaan terganggu
b. Adanya kecenderungan pemimpin bertindak otokritas dan karyawan sulit
mengembangkan karier.
2. Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Organisasi Fungsional dicetuskan oleh Frederick W.Taylor. Organisasi Ini
tidak mempunyai bawahan yang tegas, karena setiap pemimpin diberi perintah
atau komando kepada setiap bawahan yang ada hubungannya dengan fungsi
atasan tersebut. Bentuk organisasi fungsional ini cocok bagi perusahaan yang
memerlukan banyak tenaga ahli dengan aturan perusahaan yang tidak ketat dan
yang para karyawannya bekerja secara magang.
Kebaikan bagan organisasi fungsional:
a. Pembidangan tugas cukup jelas

b. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan didayagunakan semaksimal
mungkin
c. Digunakannya tenaga - tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai fungsinya
Kelemahan bagan organisasi fungsional:
a. Adanya spesialisasi mengakibatkan sulitnya melakukan tour of duty
b. Koordinasi sulit dilaksanakan karena setiap tenaga ahli akan tetap
mementingkan bidangnya masing – masing
c. Pekerja dapat menjadi bingung karena menerima perintah dari banyak tenaga
ahli yang waktunya mungkin bersamaan.
3. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)
Organisasi Garis dan Staf dicetuskan oleh E. Merson. Bentuk organisasi ini
biasanya dipakai oleh organisasi yang besar, kompleks, daerah kerjanya luas, dan
jumlah karyawannya cukup banyak. Dalam organisasi jenis ini,yang dimaksud
dengan staf adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu, yang tugasnya
memberikan nasihat dan saran dalam bidangnya kepada pimpinan perusahaan.
Bentuk organisasi ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan pada masa
kini, terutama perusahaan transportasi.
Kebaikan bagan organisasi garis dan staf:
a. Hanya ada satu pimpinan atau komando (perintah) yang ditaati.
b. Prinsip the right man in the right place lebih mudah dilaksanakan.
c. Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara mudah dan cepat.
Kelemahan bagan organisasi garis dan staf:
a. Staf dapat menyalahgunakan fungsinya, tidak memberikan saran, tetapi
memberikan perintah.
b. Karyawan bisa jadi lebih percaya kepada staf dibanding kepada
pemimpinnya.
4. Simple Structure (struktur sederhana)
Bentuk organisasi ini cocok bagi usaha rumah tangga dan perusahaan kecil,
warung makanan, toko kelontong, toko bahan bangunan, usaha kerajinan rumah
tangga, dan sebagainya.

5. Divisional Structure (struktur divisional)
Divisional Structure cocok bagi perusahaan yang memfokuskan pada produk,
wilayah, maupun kelompok konsumen. Untuk itu, perusahaan harus punya misi
khusus, informasi atas pesaing, dan fungsi kontrol yang kuat.
6. Matrix Structure

Bentuk organisasi ini merupakan gabungan dari organisasi fungsional
dan divisional. Setiap karyawan mempunyai dua pimpinan, yaitu Project
Manager dan Functional Manager. Bentuk ini cocok bagi lingkungan usaha yang
sangat kompleks dan senantiasa berubah (dinamis), terutama dalam masalah
teknologi dan pemasaran. Namun,bentuk ini dapat menimbulkan konflik dalam
hal pekerjaan, wewenang, dan pengunaan sarana perusahaan.
7. Conglomerate Structure (Struktur Konglomerat)

Bentuk organisasi konglomerat merupakan pengembangan dari bentuk
organisasi divisional. Struktur ini menggabungkan bermacam - macam usaha
dengan produk dan pemasaran yang berbeda - beda menjadi satu kesatuan operasi
dengan satu bendera perusahaan. Setiap divisi independen terhadap divisi
lainnya, tetapi bergantung pada perusahaan induk dalam masalah sumber dana
dan perencanaan usaha. Organisasi ini cocok untuk mengurangi pajak,
mengembangkan otonomi, mengurangi tanggung jawab dan membagi risiko
dalam berbagai segmen pasar dan tempat yang berbeda - beda. Contoh yang jelas
dari bentuk organisasi semacam ini adalah Group ASTRA INTERNATIONAL
yang bergerak dalam banyak bidang.
8. Organisasi Internasional

Dewasa ini banyak perusahaan yang membuat, membeli, dan menjual
barang di pasar dunia. Dengan demikian sejumlah struktur organisasi
internasional (international organizational structures) yang berbeda–beda mulai
bermunculan. Selain itu, bersamaan dengan semakin kompleksnya persaingan
dalam skala global, perusahaan sering kali terpaksa harus bereksperimen
mengenai cara–cara mereka memberikan tanggapan.
Sebagai contoh, ketika Wal–Mart membuka toko pertamanya di luar
Amerika Serikat pada tahun 1992, dia menyusun tim proyek khusus guna
menangani logistik. Dengan semakin banyaknya toko yang dibuka di luar negeri

pada pertengahan 1990-an, perusahaan itu menciptakaan departemen
internasional kecil untuk menangani ekspansinya ke luar negeri. Akan tetapi,
hingga 1999 penjualan dan ekspansi internasional telah menjadi bagian yang
penting bagi operasi Wal – Mart, sehingga perusahaan itu menciptakan divisi
internasional yang terpisah yang dikepalai oleh wakil presiden senior. Dan pada
tahun 2002, operasi internasional telah menjadi sangat vital bagi Wal–Mart
sehingga divisi internasional tersebut dibagi lebih lanjut ke dalam bidang
geografis di mana perusahaan melakukan bisnis, seperti Mesiko dan Eropa.
Perusahaan lain juga telah mengembangkan berbagai macam pendekatan
struktur organisasi internasional. Perusahaan raksasa Perancis yang bergerak
dalam bidang makanan, Danone Group, misalnya memiliki tiga kelompok
produk utama: produk susu (yogurt Danone), air dalam kemasan botol (Evian),
dan kue kecil (Pim’s). Struktur Danone tidak dibedakan secara internasional,
tetapi lebih pada pengintergrasian operasi global dalam masing – masing
kelompok produk. Pendekatan struktur organisasi yang dikembangkan untuk
merespon kebutuhan memproduksi, membeli dan menjual di pasar global.

D. Pengertian dan Peranan Asas-Asas Organisasi
Asas-asas organisasi adalah berbagai pedoman yang sejauh mungkin hendaknya
dilaksanakan agar diperoleh struktur organisasi yang baik dan aktivitas organisasi dapat
berjalan lancar. Dari definisi tersebut berarti asas-asas organisasi berperan dua macam:
1. Pedoman untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien.
2. Pedoman untuk melakuakan kegiatan organisasi agar dapat berjalan dengan lancar.
Secara terperinci penjelasan masing-masing asas-asas organisasi adalah sebagai
berikut:
1. Perumusan Tujuan dengan Jelas
Rumusan tujuan dengan jelas memudahkan penetapan haluan organisasi, pemilihan
bentuk, pembentukan struktur, keutuhan pejabat, penyumbangan pengalaman
kecakapan daya kreasi dari para anggota organisasi.
2. Depertemenisasi
Depertemenisasi merupakan pembentukan satuan organisasi yang akan diserahi
beban kerja tertentu. Jadi Depertemenisasi adalah : “Aktivitas untuk menyusun

satuan-satuan (unit-unit) organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi
yang ada”. Dalam pembentukan satuan organisasi yang harus diperhatikan adalah:
a. Jumlah satuan organisasi hendaknya sedikit mungin
b. Satuan organisasi dibentuk harus berfungsi bulat
c. Perluasan aktivitas pada tahap pertama harus ditampung lebih dulu oleh satuan
yang ada sehingga tidak tergesa - gesa membentuk satuan yang baru
d. Bila satuan/suatu aktivitas telah ada maka organisasi menampungnya jangan
membentuk satuan kembarnya
e. Pembentukan satuan organisasi perlu dilakuakan penertiban penertiban sabutan
satuan organisasi yang tepat sehingga dapat diketahui fungsi dari satuan yang
bersangkutan
Kedudukan satuan organisasi didalam struktur organisasi ada 2 macam:
a. Satuan organisasi yang berkedudukan langsung di bawah pucuk pimpinan
organisasi yang disebut “ satuan organisasi utama”.
b. Satuan organisasi yang berkedudukan di bawah satuan organisasi utama yang
disebut “ satuan organisasi lanjutan”.
Macam-macam Depertemenisasi, yaitu berdasarkan fungsi tertentu, hasil produksi,
rangkaian kerja, langganan, jasa, alat, wilayah, waktu, dan jumlah.
3. Pembagian Kerja
Asas ini dapat dikaitkan dengan pejabat yang harus menempatinya atau dengan
satuan organisasinya. Maka asas pembagian kerja dapat diartikan dua macam yaitu:
a. Perincian serta pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya
satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu.
b. Perincian serta pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya
satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu.
Dalam melakukan pembagian kerja harus diperhatikan:
a. Tiap-tiap satuan organisasi harus mempunyai perincian aktivitas yang jelas.
b. Pejabat dari pucuk pimpinan sampai dengan pejabat yang berkedudukan paling
bawah harus mempunyai perincian tugas yang jelas.
c. Jumlah perincian tugas sebaiknya dipegang oleh seorang pejabat berkisr antara
4-12 macam.

d. Varian tugas bagi seorang pejabat hendaknya yang sejenis atau erat
hubungannya.
e. Beban tugas setiap pejabat hendaknya merata.
f. Penempatan para pejabat hendaknya merata.
g. Penambahan atau pengurangan pejabat harus berdasarkan volume kerja.
h. Pembagian kerja para pejabat dalam satuan organisasi jangan sampai terjadi “
pengontakan pejabat”.
4. Koordinasi
Koordinasi adalah suatu asas yang menyatakan bahwa dalam suatu orgnisasi harus
ada keselarasan aktivitas di antara satuan-satuan organisasi atau keselarasan di
antara pejabatan. Suatu asas umum dalam suatu organisasi. Suatu asas pokok dari
suatu organisasi.
Manfaat koordinasi:
a. Menghindarkan konflik, rebutan sumber dan fasilitas, kekembaran pengerjaan,
kekosongan pengerjaan, dan perasaan lepas satu sama lain.
b. Menjamin kesatuan sikap, kesatuan tindakan, kesatuan kebijaksaaan, dan
kesatuan pelaksanaa.
c. Koordinasi dapat dilakukan dengan cara pertemuan informal, pertemuan resmi,
penyebaran kartu, mengangkat koordinator, menggunakan alat perhubungan,
menggunakan buku pedoman.
Macam-macam koordinasi:
a. Koordinasi penegak yaitu koordinasi antara satuan atau pejabat yang
kedudukannya tidaak sederajat.
b. Koordinasi mendarat yaitu koordinasi antara satuan yang kedudukannya
sederajad.
c. Koordinasi mekanis yaitu koordinasi urutan penyelesaian pekerjaan secara
mekanis, yang berupa penyelesaian pekerjaan saling tanggap di antara para
pejabat dalam menghadapi suatu pekerjaan secara bersama.
d. Koordinasi prosedur yaitu koordinasi yang tergambar pada bagian organisasi.
e. Kordinasi substansi yaitu koordinasi yang berupa program kerja.
Luasan koodinasi:
a. Koordinasi di dalam diri seorang pejabat.

b. Koordinasi antara pejabat dengan pejabat.
c. Koordinasi antara satuan organisasi dengan organisasi.
d. Koordinasi antara organisasi dengan organisasi.
5. Pelimpahan Wewenang
Pelimpahan wewenang adalah penyerahan sebagian hak untuk mengambil
tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawab dapat dilaksankan
dengan baik dari pejabat yang satu kepada pejabat yang lain. Pelimpahan wewenag
yang dapat dilakuakan di antara pejabat yang lebih tinggi kepada pejabat yang lebih
rendah disebut “ pelimpahan wewenang penegak”. Sedang pelimpahan wewenang
yang dapat dilakukan di antara pejabat yang sederajat disebut “pelimpahan
wewenang mendatar”.
6. Rentangan Kendali
Rentangan kendali adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat
dipimpin dengan baik oleh seorang atasan. Sedang bawahan langsung merupakan
sejumlah pejabat yang langsung berkedudukan dibawah seorang atasan tertentu.
Faktor yang mempengaruhi luas sempitnya rentangan pengawasan. Faktor
Subyektif adalah pengalaman, kecakapan, kesehatan, umur. Faktor obyektif adalah
corak pekerjaan, letak bawahan, stabil atau labilnya organisasi, jumlah tugas pada
atasan, jumlah tugas pada bawahan, dan waktu penyelesaian pekerjaan.
Dalam rentangan pengawsaan terdapat 4 hubungan yaitu:
1. Hubungan Tunggal, yaitu : hubungan antara seorang atasan dengan masing-
masing bawahannya secara perorangan.
2. Hubungan Kelompok, yaitu hubungan antara seorang atasan dengan
berbagai kemungkinan kombinasi pegawai bawahanya.
3. Hubungan silang, yaitu hubungan antara sesama bawahan satu sama lain.
4. Hubungan Total, yaitu jumlah hubungan tunggal, hubungan kelompok dan
hubungan total

7. Organisasi

Jenjang Organisasi adalah tindakan - tindakan satuan organisasi yang
didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya
dari atas sampai dengan bawah dalam suatu fungsi tertentu. Pejabat yang
berkedudukan pada tingkat yang lebih atas mengawasi para pejabat yang

berkedudukan pada tingkat dibawahnya demikian seterusnya sehingga hubungan-
hubungan yang dilakukan antara para pejabat sejauh mungkin melewati tingkat-
tingkat yang telah ditentukan.
Tingkat dalam struktur organisasi dibedakan 3 macam:
a. Struktur organisasi pipih adalah struktur organisasi yang melaksanakan jenjang
organisasi antara 2 sampai 3.
b. Struktur Organisasi Datar adalah struktur organisasi yang melaksanakan
jenjang organisasi sampai dengan 4 tingkat.
c. Struktur Organisasi Curam adalah struktur organisasi yang melaksanakan
jenjang sampai sengan 5 tingkat.
8. Kesatuan Perintah
Kesatuan perintah berarti bahwa tiap - tiap pejabat dalam organisasi hendaknya
hanya dapat diperintah dan bertanggung jawab kepada seorang atasan tertentu.
Tidak ada kesatuan perintah akan menimbulkan kebingungan, keraguan dari para
bawahan.
9. Fleksibilitas

Struktur organisasi harus mudah dirubah untuk disesuaikan dengan
perubahan -perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang
sedang berjalan. Kalau diubah tetapi menghambat kelancaran aktivitas yang sedang
berjalan., maka ini bukanlah fleksibilitas (kelunturan). Adapun perubahan yang
mungkin terjadi sehingga menyebabkan perlunya struktur organisasi diubah, yaitu
perubahan tujuan, penambahan tujuan, perluasan aktvitas, dan penambahan beban
kerja.
10. Kesinambungan

Suatu organisasi harus dapat menyediakan berbagai sarana agar dapat
melanjutkan aktivitas operasinya secara terus-menerus misalnya dengan
meningkatkan mutu para pejabatnya, menggali sumber baru , mengikuti
perkembangan kebutuhan lingkungan menggunakan peralatan baru. Suatu
organisasi yang telah dibentuk , oleh para pembentuknya pasti diharapkan dapat
berjalan terus atau hidup.

11. Keseimbangan

Fungsi serta kesatuan organisasi harus ditempatkan dalam struktur
organisasi sesuai dengan peranannya. Fungsi utama dalam suatu organisasi harus
dilakukan oleh organisasi yang berkedudukan setingkat di bawah pucuk pimpinan.
Fungsi lanjutan suatu organisasi harus dilakukan oleh satuan organisasi yang
berkedudukan dibawah satuan oganisasi yang melakukan fungsi utama. Fungsi
serta satuan organisasi yang mempunyai peranan sama pentingnya harus
ditempatkan pada jenjang yang sama. Fungsi serta satuan organisasi yang
mempunyai peranan menyeluruh jangan hanya ditempatkan di bawah salah satu
satuan saja.

E. Organisasi Formal dan Organisasi Informal
1. Organisasi Informal
Kenyataannya seluruh organisasi juga memiliki dimensi lain, organisasi informal,
yaitu tempat orang – orang melakukan pekerjaannya dengan cara yang berbeda dan
berinteraksi dengan cara yang tidak mengikuti lini komunikasi formal.
2. Sistem Organisasi Formal versus Informal

Sering kali organisasi informal (informal organization)- interaksi sosial
sehari – hari antar karyawan, yang lebih penting daripada pekerjaan dan hubungan
antar pekerjaan formlal- secara efektif mengubah struktur formal perusahaan itu.
Memang, tingkatan organisasi infromal kadang kala dapat dikatakan lebbih kuat
daripada struktur formal. Sisi negatifnya, organisasi informal dapat juga
menimbulkan kebijakan kantor yang menempatkan kepentingan pribadi d atas
kepentingan perusahaan.

Demikian pula, banyak pula bahaya yang dapat disebabkan oleh
informasi yang menyimpang atau tidak akurat sewaktu dikomunikasikan tanpa
input atau tinjauan manajemen.Sebagai contoh, jika organisasi infromall menyoroti
informasi yang salah mengenai rencana pemberhentian karayawan di masa yang
akan datang, karyawan yang berbakat dapat segera bertindak (walaupun sebenarnya
tidak perlu) dengan mencari lowongan kerja yang lain. Di antara elemen yang lebih
penting dalam organisasi informal adalah kelompok informal dan jaringan
komunikasi informal.

3. Kelompok Informal

Kelompok informal sebenarnya adalah sekelompok orang yang saling
berinteraksi. Mereka mungkin saja merupakan orang–orang yang bekerja sama
secaara formal atau yang hanya berkumpul untuk makan saing, selama masa
istirahat, pekerjaannya seperti keluarga,film, atau olahraga. Dampak mereka
terhadap organiasi dapat menjadi positif (apabila mereka bekerja bersama–sama
dalam cara–cara yang bertolak belakang dengan kepentingan organisasi), atau
bahkan tidak relevan (apabila apa yang mereka lakukan tidak berkaitan dengan
organisasi).

F. Desain Organisasi Abad 21
Seiring dunia bertambah rumit dan bergerak semakin cepat, organisasi dapat terus
mencari bentuk baru agaa mmereka dapat bersaing secara lebih efektif. Di antara bentuk
–bentuk baru yang paling populer terdapat organisasi tanpa batas, organisasi tim,
organisasi maya, dan organisasi pembelajaran.
1. Organisasi Tanpa Batas
Organisasi tanpa batas (boundaryless organization) adalah organisasi yang
meminimalkan atau menghilangkan batasan – batasan dan struktur tradisional.
Sebagai contoh, struktur organisasi tak tetap (fluid) di General Electric, yang
menyebabkan orang, gagasan, dan informasi dapat bergerak bebas ke berbagai
bisnis dan kelompok bisnis, sesuai dengan konsep itu.
2. Organisasi Tim
Organisasi tim (team organization) hampiri sepenuhnya bergantung pada tim
bertipe proyek, dengan sedikit atau tanpa hieraki fungsional mendasar.Di Cypress
Semiconductor, T. J. Rodgers tidak mau mengembangkan organisasi yang terlalu
bessar karena tidak sesuai dengan fungsinya. Pada saat suatu unit atau kelompok
mulai menjadi terlalu besar, dia membaginya beberapa unit yang lebih kecil.
3. Organisasi MayA
Yang sangat berkitan denga organisasi tim adalah organisasi maya (virtual
organization). Organisasi maya memiliki sedikit atau tanpa struktur formal.
Biasanya organisasi itu mempunyai beberapa karyawan tetap, staf dalam jumlah
terbatas dan fasilitas administrasi sederhana. Apabila situasi berubah, pekerja

sementara juga akan berubah, dengan beberapa orang meninggalkan organisasi itu
dan pekerja lainnya masuk. Fasilitas dan jasa yang disubkontrakkan juga berubah.
Dengan kata lain organisasi maya hanya ada untuk menanggapi kebutuhannya
sendiri.
4. Organisasi Pembelajaran
Organisasi pembelajaran (learning organization) bekerja mengintegrasikan
pengembangan berkelenjutan melalui pembelajaran dan pengembangan karyawan
secara berkesinambungan. Dalam pengertian yang lebih khusus, organisasi
pembelajaran itu bekerja untuk memfasilitasi proses pembelajaran dan
pengembangan pribadi sepanjang hidup seluruh karyawan, sambil secara kontinu
mengubah dirinya supaya mampu mengikuti perubahan permintaan dan kebutuhan.
Apabila para manajer dapat menerapkan konsep organisasi pemeblajaran dari
berbagai macam perspektif, tujuan yang paling umum adalah perbaikan kualitas,
perbaikan secara kontinu, dan pengukuran kerja. Gagasannya adalah bahwa strategi
yang paling konsisten dan logis untuk meraih perbaikan secara kotinu ialah dengan
terus – menerus memperbaiki bakat, keterampilan, dan pengetahuan karyawannya.
Sebagai contoh, apabila masing–masing karyawan dalam suatu organisasi
mempelajari satu hal baru setiap hari dan dapat menerjemahkan pengetahuan yang
didapanya ke dalam praktik yang berkaitan dengan pekerjaaannya, maka
pembelajara itu tentunya akan diikuti dengan perbaikan secara kontinu. Tentu saja,
organisasi yang dengan sepenuh hati menerapkan pendekatan itu yakin bahwa
hanya melalui proses belajar karyawan secara kontinu, perbaikan secara kontinu
dapat benar–benar terjadi.

G. Pengertian Deskripsi Pekerjaan
Berikut ini adalah beberapa pengertian deskripsi pekerjaan dari beberapa ahli
yang menunjukan bahwa deskripsi pekerjaan merupakan uraian informasi mengenai
pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian
kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan
(Veithzal Rivai 2009).
Uraian pekerjaan suatu uraian pekerjaan menyebutkan tugas dan tanggung jawab
dari suatu pekerjaan.  Disebutkan apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan, dan dimana

dikerjakannya, dan secara singkat bagaimana mengerjakannya (Robert L. Mathis John
H. Jackson 2001). Definisi yang hampir sama diajukan oleh Gary Dessler (2004) bahwa
Sebuah deskripsi pekerjaan adalah pernyataan tertulis tentang apa yang harus dilakukan
oleh pekerja, bagaimana orang itu melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya.
Dari definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa deskripsi pekerjaan adalah
pernyataan tertulis tentang ruang lingkup pekerjaan, yang menginformasikan tentang
pekerjaan, bagaimana melakukannya, bagaimana kondisinya. Definisi yang
menyebutkan bahwa deskripsi pekerjaan merupakan tugas, kewajiban, dan tanggung
jawab, dikemukakan oleh Raymond A. Noe (2004) bahwa  “ Job description a list of the
tasks, duties, and responsibilities (TRDs) that a particular job entails.” Yang berarti
deskripsi pekerjaan adalah sebuah daftar tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang
diperlukan oleh pekerjaan tertentu, dan satu definisi mengatakan bahwa deskripsi
pekerjaan adalah identifikasi tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari sebuah
pekerjaan yang dikemukakan oleh Stephen Robbins (2005).
Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa deskripsi jabatan
atau pekerjaan adalah merupakan hasil analisis pekerjaan yang sistematis sebagai
rangkaian kegitan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai
pekerjaan, atau dapat pula dikatakan bahwa deskripsi pekerjaan adalah suatu uraian
tertulis dari apa yang diperlukan oleh suatu pekerjaan. Deskripsi pekerjaan dapat
diasumsikan sebagai keseluruhan kajian ringkas informasi pekerjaan dan syarat-syarat
pelaksanaanya sebagai hasil dari analisis, yang biasanya berisi tugas pokok dari uraian
tersebut, yaitu tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang diperlukan oleh pekerjaan
tertentu.

H. Pengertian Spesifikasi Pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan (job spescification) adalah sebuah daftar pengetahuan ,
keahlian, kemampuan, dan karakteristik lainnya yang harus dimiliki oleh individu untuk
melaksanakan sebuah pekerjaan. Pengetahuan mengacu ke informasi prosedural dan
faktual yang diperlukan bagi pelaksanaan sebuah tugas secara berhasil. Keahlian adalah
tingkat kecakapan individu dalam menunaikan tugas tertentu. Kemampuan merujuk ke
kapabilitias umum yang dimiliki oleh individu. Karakteristik lainnya dapat dapat berupa
tindak-tanduk kepribadian seperti motivasi pencapaian atau ketekunan.

Perbedaan antara deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan adalah persoalan
perspektif saja, Deskripsi pekerjaan menetapkan apa pekerjaan tersebut, merupakan
profil pekerjaan.  Spesifikasi pekerjaan menggambarkan tuntutan pekerjaan atas para
karyawan yang melakukannya dan persyaratan keahlian manusia: merupakan profil
manusia yang dibutuhkan oleh orang yang menunaika pekerjaan tersebut. Persyaratan
manusia meliputi pengalaman, pelatihan, pendidikan dan kemampuan memenuhi
tuntutan fisik dan mental. Informasi yang terdapat dalam spesifikasi pekerjaan dapat
merupakan salah satu dari ketiga kategori tersebut:
1. Persyaratan kualifikasi umum seperti pengalaman dan pengertian
2. Persyaratan penddikan termasuk , termasuk pendidikan menengah , universitas,
atau pendidikan kejuruan
3. Pengetahuan, keahlian dan kemampuan.
Spesifikasi pekerjaan harus hanya mencakup kualifikasi yang jelas berhubungan
dengan kinerja pekerjaan yang dapat dierima.Spesifikasi pekerjaan melaksanakan
fungsi yang terpisah dari komponen analisis pekerjaan yang lain. Spesifkasi pekerjaan
tidak memaparkan lingkungan fisik tugas dan kewajiban, atau kondisi pekerjaan.
Sebaliknya, tujuan spesifikasi pekerjaan adalah untuk menentukan karakteristik
personalia yang sahih untuk penyaringan, seleksi dan penempatan.
Spesifikasi pekerjaan penting karena beberapa alasan:
1. Pekerjaan tertentu mempunyai kualifikasi yang diharuskan oleh undang-
undang.(pilot, pengacara dll)
2. Jenis spesifikasi pekerjaan yang lain berdasarkan tradisi profesional.(profesor harus
setidaknya S3)
3. Spesifikasi pekerjaan dapat melibatkan pembuatan standar atau kriteria tertentu
yang dianggap perlu bagi kinerja yang berhasil (juru tik harus dapat mengetik 100
huruf dalam 1 menit).
I. Manfaat Deskripsi dan Spesifikasi Pekerjaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia sangat
bergantung pada informasi yang diperoleh dari analisis jabatan. Oleh karena itu,
informasi dari analisis jabatan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Perekrutan dan penyeleksian
Analisis pekerjaan memberikan informasi mengenai kebutuhan pekerjaan dan
karakteristik manusia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas ini. Informasi ini
dalam bentuk deskripsi dan spesifikasi pekerjaan, yang digunakan untuk membantu
manajemen menentukan jenis orang yang akan direkrut dan dipekerjakan.
Penarikan dan seleksi karyawan dapat dilaksanakan apabila manajemen sudah
mendapatkan gambaran yang jelas tentang jenis dan karakteristik pekerjaaan.
Dengan memahami karakteristik pekerjaan maka akan dapat ditetapkan siapa
personel yang tepat untuk memangku jabatan tertentu tersebut. Selain itu setiap
pekerjaan memerlukan tingkat pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang
berbeda-beda.
2. Kompensasi
Informasi analisis pekerjaan sangat penting untuk memperkirakan nilai dari
setiap pekerjaan dan kompensasi yang tepat. Besarnya gaji atau upah karyawan
bergantung pada pekerjaan apa yang mereka lakukan dalam organisasi. Kompensasi
(seperti gaji dan bonus) biasanya bergantung pada ketrampilan dan tingkat
pendidikan yang dibutuhkan oleh pekerjaan itu, tingkat bahaya dan keamanan
pekerjaan, tingkat tanggung jawab, dan seterusnya. Analisis pekerjaan memberikan
informasi untuk menentukan nilai relatif dari setiap pekerjaan kemudian kelompok
SDM yang tepat untuk mengerjakannya.
3. Penilaian Prestasi Kinerja
Penilaian prestasi dilakukan dengan membandingkan prestasi dari setiap
karyawan dengan standar prestasi perusahaan. Manajer menggunakan analisis
pekerjaan untuk menentukan aktivitas pekerjaan itu dan standar prestasinya.
Mengembangkan standar kinerja yang jelas dan realistis dapat mengurangi problem
komunikasi dalam umpan balik penilaian kinerja antar pimpinan, pengawas, dan
karyawan.
4. Keselamatan dan Kesehatan
Informasi yang diperoleh dari deskripsi pekerjaa juga bermanfaat dalam
mengidentifikasi masalah-masalah keselamatan dan kesehatan. Sebagai contoh,
para karyawan perlu memberi pernyataan apakah suatu pekerjaan mengandung
bahaya atau tidak. Diskripsi/spesifikasi pekerjaan harus mencerminkan kondisi

tersebut. Di samping itu membutukan informasi khusus mengenai bahaya-bahaya
tersebut agar mereka dapat menjalankan pekerjaan mereka dengan aman.
5. Hubungan Karyawan dan Perburuhan
Informasi deskripsi juga penting dalam hubungan kekaryawanan dan
perburuhan. Ketika para karyawan diperimbangkan untuk promosi, transfer, atau
demosi, deskripsi pekerjaan memberikan standart evaluasi dan perbandingan bakat.
Lepas dari apakah perusahaan memiliki serikat atau tidak, informasi yang diperoleh
melalui analisis pekerjaan seringkali dapat enghasilkan keputusan-keputusan
sumber daya manusia yang objektif.
6. Pelatihan dan Pengembangan
Deskripsi pekerjaan harus memberi gambaran tentang aktivitas, keterampilan
dan pelatihan yang dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut. Dengan mendefinisikan
aktivitas apa yang dijalankan pekerjaan, analisis pekerjaan membantu pengawas
menjelaskan pekerjaan kepada karyawan baru.
7. Menentukan Kewajiban yang Tidak Ditugaskan
Deskripsi pekerjaan juga dapat membantu mengungkapkan kewajiban yang
belum ditugaskan. Sebagai contoh, manajer produksi perusahaan mengatakan
bahwa beliau bertanggung jawab untuk selusin kewajiban, seperti penjadwalan
produksi dan pembelian bahan mentah. Namun mengatur persediaan bahan mentah
bukanlah tugasnya. Tidak ada satu orang pun dari produksi lainnya yang
bertanggung jawab untuk mengatur persediaan bahan mentah. Dari tinjauan
pekerjaan lain bahwa harus ada seseorang yang mengatur persediaan, engan
demikian analisis pekerjaan membantu mengungkapkan kewajiban yang belum

Komentar