bab 1 wirausaha dan impian

WIRAUSAHA  DAN IMPIAN






“kita adalah realita di masa kini..

Sejarah di masa lalu.. Dan di masa depan...kita bukanlah siapa-siapa tanpa mimpi-mimpi..” (Ramdhan, 2010)


Masa depan hanyalah milik orang-orang yang percaya akan keindahan mimpi-mimpi mereka.
If You can Dream it, You can Do it. (Walt Disney)



  1. Impian menjadi wirausahawan

Kemana Anda setelah kuliah?? Pertanyaan ini sekilas singkat, namun berdasarkan riset yang  dilakukan   oleh   Asnadi   (2005)   terhadap   5  perguruan   tinggi   negeri   di  Indonesia ditemukan  bahwa hampir 75 persen responden  (mahasiswa)  tidak memiliki  rencana  yang jelas setelah lulus. Hal ini tidaklah mengherankan  jika setiap tahunnya akan selalu muncul pengangguran  terdidik di Indonesia  yang angkanya  semakin  membludak.  Sakernas  (2010) mengemukakan   fenomena   ironis  yang  muncul   di  dunia  pendidikan   Indonesia   dimana semakin tinggi pendidikan seseorang, probabilitas atau kemungkinan menjadi pengangguran semakin tinggi.

Salah satu upaya dalam mengurangi tingkat pengangguran terdidik di Indonesia adalah dengan menciptakan lulusan-lulusan yang tidak hanya memiliki orientasi sebagai job seeker namun job maker atau yang kita sebut wirausaha. Penciptaan lulusan perguruan tinggi yang menjadi seorang wirausahawan tidak serta merta mudah untuk dilaksanakan.

Kalangan terdidik cenderung menghindari pilihan profesi ini karena preferensi mereka terhadap  pekerjaan  kantoran    lebih   tinggi   Preferensi  yang lebih  tinggi  didasarkan  pada perhitungan biaya yang telah   mereka keluarkan selama menempuh pendidikan dan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) yang sebanding. Ernanie (2010), dalam

seminarnya mengungkapkan ada kecenderungan, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar  keinginan  mendapat  pekerjaan  yang  aman.  Mereka  tak  berani  ambil  pekerjaan berisiko seperti berwirausaha. Pilihan status pekerjaan utama para lulusan perguruan tinggi adalah sebagai karyawan atau buruh, dalam artian bekerja pada orang lain atau instansi atau perusahaan  secara  tetap  dengan  menerima  upah  atau  gaji  secara  rutin  seperti  Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan lainnya.

Meskipun setiap  tahun  pemerintah membuka pendaftaran menjadi PNS, namun tidak dapat   dipungkiri   bahwa   sebagian   besar   dari   mereka   yang      mendaftar   mengalami kekecewaan karena   tidak   berhasil   lulus. Peluang   untuk  menjadi PNS   semakin kecil lagi setelah pemerintah memutuskan   penundaan sementara (moratorium)   tambahan formasi untuk  penerimaan  PNS sejak 1  September  2011  hingga  31 Desember 2012. Keterbatasan terserapnya lulusan perguruan tinggi di sektor pemerintah menyebabkan perhatian beralih pada peluang bekerja pada sektor  swasta,  namun beratnya persyaratan  yang   ditetapkan terkadang membuat peluang untuk bekerja  di sektor  swasta  juga semakin terbatas.

Satu-satunya peluang yang masih sangat besar adalah bekerja dengan memulai usaha mandiri.  Hanya  saja, jarang  ditemukan  seseorang  sarjana  yang  ingin  mengawali kehidupannya setelah lulus dari perguruan tinggi dengan memulai mendirikan usaha. Kecenderungan yang demikian, berakibat pada tingginya residu angkatan kerja   berupa pengangguran terdidik. Jumlah   lulusan perguruan tinggi dalam setiap tahun semakin meningkat. Kondisi ini tidak  sebanding dengan peningkatan ketersediaan kesempatan kerja yang akan menampung mereka.

Kecilnya minat berwirausaha di kalangan lulusan perguruan tinggi sangat disayangkan. Syaefuddin  (2003) mengatakan  bahwa  seharusnya  para lulusan  melihat  kenyataan  bahwa lapangan    kerja  yang    ada    tidak    memungkinkan     untuk    menyerap    seluruh  lulusan perguruan  tinggi di Indonesia,  para lulusan  perguruan  tinggi  mulai  memilih  berwirausaha sebagai  pilihan  karirnya,  mengingat  potensi  yang ada di negeri  ini sangat  kondusif  untuk melakukan wirausaha.

Ilik (2010) mengatakan bahwa, untuk memulai menjadi seorang wirausaha, setiap mahasiswa  harus  memiliki  impian  yang kokoh  yang dibangun  tidak dalam  waktu  singkat. Urgensi impian ini semakin penting mengingat resiko dari wirausaha ini tidaklah kecil, bila mahasiswa  tidak memiliki  impian  yang kokoh  maka  sangat  mungkin  baginya untuk  cepat

menyerah.  Berikut  ini  adalah  beberapa  motivasi  yang  bisa  diberikan  kepada  mahasiswa mengenai impian.

A.    Motivasi Untuk Meraih Impian

Impian  adalah  ambisi dari dalam diri manusia  yang menjadi penggerak  untuk maju. Impian merupakan hasrat yang akan menggerakkan manusia untuk mewujudkannya.  Dunia ini bertumbuh dengan peradaban yang lebih tinggi dan teknologi yang lebih hebat itu berkat impian orang-orang besar. Orang-orang besar itu adalah para pemimpi.

Orang-orang  yang tidak mempunyai  impian,  seperti  orang yang naik angkot jurusan kemana saja sehingga waktu hidup orang yang tidak memiliki impian sangat tidak efektif. Orang yang tidak memiliki impian, memiliki hasrat atau kegigihan yang mudah sekali pudar, sehingga  mereka  dengan  mudah  mengubah  impian  mereka  menjadi  sangat  sederhana. Padahal,  impian  yang  besar  mempunyai  kekuatan  yang  besar  pula.  Orang-orang  yang berhasil  mencatat nama dalam sejarah rata-rata  mempunyai  ciri khas yaitu selalu mampu memperbarui impian mereka.

A.1. Impian Merupakan  Sumber Motivasi

Impian akan mempengaruhi pikiran bawah sadar seseorang. Bahkan impian dapat menjamin keberhasilan, karena senantiasa menjadi sumber motivasi hingga mencapai tujuan atau  menggapai  tujuan  selanjutnya.  Dorongan  motivasi  itulah  yang  akan  menggerakkan tubuh dan mengatur strategi yang harus ditempuh, misalnya bagaimana mencari informasi dan menjalin komunikasi maupun bekerjasama dengan orang lain.

Nelson  Mandela,  sebelum  menjadi  Presiden  Afrika Selatan,  ia harus berjuang untuk sebuah  impian negara Afrika Selatan  yang berdaulat.  Untuk itu ia menghadapi  tantangan teramat berat. Impian selalu memotivasi Nelson Mandela untuk tetap berjuang, meskipun ia harus merelakan  sebagian  besar  waktunya  dibalik  terali  besi.  Impian  merupakan  sumber semangat bagi Nelson, hingga Afrika Selatan benar-benar merdeka.

Sebenarnya,  setiap  orang  dapat  memperbarui  nilai  dan  menyempurnakan  jati  diri dengan  kekuatan  impian.  sehingga  jangan  takut untuk bermimpi  akan hal-hal  yang besar, sebab  impian  menimbulkan  hasrat  yang kuat  untuk  meraihnya.  Impian  mampu  berperan sebagai sumber motivasi, yang membangkitkan ambisi dan optimisme, sehingga mampu melampaui semua rintangan dan kesulitan.

A.2. Impian Menciptakan  Energi Besar untuk Berprestasi

Impian   menjadikan   manusia   penuh   vitalitas   dalam   bekerja.   Impian   itu   sendiri sebenarnya merupakan sumber energi menghadapi tantangan yang tidak mudah. Menurut Anais Nin, "Hidup ini mengerut atau berkembang sesuai dengan keteguhan hati seseorang”. Terdapat empat tips sederhana dalam menjadikan impian sebagai sumber energi kita, yaitu disingkat dengan kata PLUS, yaitu; percaya, loyalitas, ulet dan sikap mental positif.

Rasa percaya menjadikan seseorang pantang menyerah, meskipun mungkin orang lain mengkritik atau menghalangi. Kepercayaan itu juga membentuk kesadaran bahwa manusia diciptakan di dunia ini sebagai pemenang. Tips yang kedua adalah loyalitas atau fokus untuk merealisasikan  impian.  Untuk mendapatkan  daya dorong yang luar biasa,  maka tentukan pula target waktu.

Tips yang ketiga adalah ulet. Sebuah impian menjadikan seseorang bekerja lebih lama dan keras. Sedangkan tips yang ke empat adalah sikap mental positif. Seseorang yang mempunyai impian memahami bahwa keberhasilan memerlukan  pengorbanan, kerja keras dan komitmen, waktu serta dukungan dari orang lain. Oleh sebab itu, mereka selalu bersemangat   mengembangkan   kemampuan  tanpa  henti  dan  mencapai  kemajuan  terus menerus hingga tanpa batas. Impian yang sudah menjadi nafas kehidupan merupakan daya dorong yang luar biasa.

A.3. Impian Menjadikan  Kehidupan  Manusia Lebih Mudah Dijalani

Impian  menjadikan manusia lebih kuat menghadapi  segala rintangan dan tantangan. Sebab impian dapat menimbulkan  kemauan  keras untuk merealisasikannya.  Para pencipta puisi Belanda atau Dutch Poet's Society mengatakan "Nothing is difficult to those who have the will, -Tidak ada sesuatupun yang sulit selama masih ada kemauan." Kunci kebahagiaan adalah  mempunyai  impian.  Sedangkan  kunci  kesuksesan  itu  sendiri  adalah  mewujudkan impian. George Lucas mengatakan, "Dreams are extremely important. You can't do it unless you  imagine  it,  -  Impian  sangatlah  penting.  Kau  tidak  akan  dapat  melakukan  apa-apa sebelum kau membayangkannya."

Kesimpulannya adalah jangan takut memimpikan sesuatu. Jadikan impian tersebut sebagai nafas kehidupan. Sebab impian yang kuat justru menjadikan perjuangan yang berat

saat menggapainya  sebagai  sarana  latihan  mengoptimalkan  kekuatan-kekuatan  yang lain, misalnya kekuatan emosi, fisik, maupun rohani.

A.4. Konsep Be – do – have

Be Do Have adalah suatu konsep yang terdapat dalam buku One Minute Millionaire oleh Mark Victor Hansen dan Robert G. Allen. Uniknya konsep ini bukan diawali dari kerja (do)  menuju  milyarder,  tetapi  diawali  oleh  menjadi  (be).  Langkah  pertama  yang  harus dilakukan adalah pikirkan Anda ingin menjadi apa?hal ini sejalan dengan konsep dasar manajemen   yaitu   “think   what   u   do   and   do   what   u   think”.   Setelah   Anda   sudah mengetahuinya, maka lakukan hal (do) yang diperlukan untuk menuju be (menjadi apa yang Anda inginkan).

Posisi be di awal Anda akan mampu menjadikan tindakan Anda lebih efektif, terlahirlah tindakan efektif jika Anda sudah berpikir bahwa Anda sudah menjadi apa yang Anda inginkan maka tindakan akan mengikutinya.  Ketika Anda bertanggung jawab penuh atas keputusan Anda maka have adalah efek samping dari tindakan efektif Anda yang sangat amat mungkin untuk didapatkan.

Sebagai  contoh  :  Ketika  seseorang  ingin  menjadi  programmer,   maka  lakukanlah tindakan yang mendukung menjadi programmer. Belilah alat-alat atau hal-hal yang bisa membantu   menjadi   programmer,   temui   para   programmer-progammer,    diskusikanlah dengan mentor/pembimbing  jika ada yang mengalami  kesulitan, lakukanlah  dengan teguh dan  pantang  mengeluh,  maka orang tersebut  akan  memiliki  hasil  yang luar biasa  berupa pengakuan  dan  tergantikannya  harga  yang  telah  dibayar  berupa  kerja  keras,  biaya,  dan himpitan pada masa sebelumnya.

Makna  be –  do  have  juga  menunjukkan  sikap  perspektif  jangka  panjang.  Sikap  ini berarti  bahwa  seseorang  yang  sukses  dalam  berencana  dan  bertindak  selalu  memiliki perspektif  jangka  panjang. Segala keputusan  yang dibuat selalu memperhatikan  akibatnya bagi masa depan dalam jangka panjang. Tidak ada istilah bagi mereka yang berbunyi “bagaimana nanti saja”’ mereka lebih berpikir: “nanti bagaimana?”. Berpikir jauh ke depan bukan  berarti  mengkhawatirkan  masa  depan.  Tetapi  lebih  kepada  mempersiapkan  masa depan.   Segala   keputusan,   rencana   dan   tindakan   akan   dipertimbangkan    bagaimana dampaknya dimasa depan. Apakah  keputusan  yang anda saat ini akan membawa  dampak

positif  bagi  masa  depan  anda?.  Apakah  rencana  anda  mendukung  visi  anda?.  Apakah tindakan anda akan mempengaruhi masa depan anda?.

Satu-satunya cara untuk membentuk perspektif jangka panjang ini ialah dengan merumuskan visi anda saat ini. Jangan abaikan dengan langkah sukses ini. Jangan takut anda gagal,  lebih  baik  anda  gagal  meraih  visi  yang  luar  biasa,  daripada  berhasil  tidak  meraih apapun.

1.2.   Impian Harus Smart

Pernahkah Anda mendengar ketika ada sebuah pertanyaan dilontarkan kepada mahasiswa  “apa  impian  kalian?”  lalu  mereka  berkata  “ingin  menjadi  orang  sukses”  atau “ingin  membahagiakan  orang tua”. Sekilas  nampak  bahwa  jawaban  mahasiswa  ini sangat baik dan mulia, namun demikian impian ini sangatlah abstrak dan tidak jelas apa ukuran/indikator kesuksesan tersebut sehingga sangat sulit untuk ditentukan bagaimana langkah-langkah  untuk  mewujudkannya.  Dengan  kata lain,  impian  yang abstrak  dan tidak jelas ini sangat dimungkinkan hanya akan menjadi mimpi yang sulit untuk diwujudkan.

Bila mengacu kepada konsep manajemen tentang bagaimana sebuah impian/tujuan itu seharusnya  dirumuskan,  maka  kita  akan  merujuk  kepada  sebuah  konsep  yang  bernama SMART.  Konsep  dasar  yang  harus  disadari  terlebih  dahulu  adalah,  sukses  itu  bukanlah sebuah  kebetulan,  namun  sukses adalah  by Desig.  Oleh  karena itu impian yang kita buat harus SMART “Cerdas”, Apakah impian yang SMART itu? Impian yang SMART adalah Impian yang :

    Specific. Artinya Anda harus jelas mengenai apa yang anda inginkan, dengan demikian anda akan lebih mudah dalam membuat perencanaan.  Dengan demikian, istilah “Saya memiliki impian menjadi orang sukses” diganti dengan  misalnya ; “Saya memiliki impian untuk menjadi seorang manajer pemasaran di PT X dengan penghasilan Rp X” atau “saya ingin menjadi seorang wirausahawan di bidang X dengan penghasilan sebesar Rp X dan lainnya.

    Measurable . Artinya impian haruslah terukur. Dengan demikian, anda akan tahu kapan impian anda telah tercapai.

    Achieveble. Artinya  Impian  anda harus dapat  anda  raih. Jika impian itu terlalu  besar, anda perlu memecah impian itu menjadi impian yang lebih kecil dulu sebagai langkah awal atau bagian dalam pencapaian impian besar.

    Realistic.  Artinya,  impian  Anda  harus  masuk  akal.  Makna  masuk  akal  ini  biasanya dikaitkan dengan kemampuan/ketersediaan sumber daya yang dimiliki.

    Time Bond. Impian haruslah memiliki garis waktu  yang jelas kapan impian tersebut ingin Anda raih. Misalnya : “ saya memiliki impian mendirikan  sekolah bagi anak-anak yang tidak mampu 10 tahun dari sekarang”.

1.3.   Pengertian  Entrepreneur/Wirausaha

Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh  ekonom  Perancis,  Richard  Cantillon.  Menurutnya,  entrepreneur  adalah  “agent  who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Adapun makna secara etimologis wirausaha/wiraswasta berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari tiga suku kata : “wira“,  “swa“,  dan  “sta“.  Wira  berarti  manusia  unggul,  teladan,  tangguh,  berbudi  luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan,  pionir, pendekar/pejuang  kemajuan,  memiliki keagungan watak. Swa berarti sendiri, dan Sta berarti berdiri.

Istilah  kewirausahaan,  pada  dasarnya  berasal  dari  terjemahan  entrepreneur,  yang dalam  bahasa  Inggris  di  kenal   dengan   between  taker   atau   go   between.  Pada   abad pertengahan  istilah entrepreneur  digunakan  untuk menggambarkan  seseorang  actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan  barang dan jasa yang baru,   dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada.

Dalam  definisi  tersebut  ditekankan  bahwa  wirausaha  adalah  orang  yang    melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.  Sedangkan  proses  kewirausahaan  adalah  meliputi  semua  kegiatan  fungsi  dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah  wirausaha  dan wiraswasta  sering digunakan  secara bersamaan,  walaupun  memiliki substansi yang agak berbeda.

Selain  itu,  definisi  Kewirausahaan   menurut  Instruksi  Presiden  Republik  Indonesia (INPRES)  No.  4  Tahun  1995  tentang  Gerakan  Nasional  Me-masyarakat-kan   dan  Mem- budaya-kan  Kewirausahaan  adalah  semangat,  sikap,  perilaku  dan  kemampuan  seseorang dalam menangani  usaha dan/atau  kegiatan  yang mengarah  pada upaya mencari menciptakan,  menerapkan  cara kerja,   teknologi   dan produk baru dengan  meningkatkan efesiensi   dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

1.4.   Pendapat para pakar mengenai kewirausahaan.

Menurut  Dan Steinhoff dan John  F. Burgess (1993:35) wirausaha  adalah orang yang mengorganisir,  mengelola  dan berani  menanggung  resiko  untuk menciptakan  usaha  baru dan  peluang  berusaha.   Secara  esensi  pengertian   entrepreneurship   adalah  suatu  sikap mental,  pandangan,  wawasan  serta pola pikir dan pola tindak seseorang  terhadap  tugas- tugas  yang  menjadi  tanggungjawabnya  dan  selalu  berorientasi  kepada  pelanggan.  Atau dapat  juga  diartikan  sebagai  semua  tindakan  dari  seseorang  yang mampu  memberi  nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.

Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha   untuk   memajukan   karya   baktinya      dalam     rangka      upaya     meningkatkan pendapatan  di  dalam  kegiatan  usahanya.  Selain  itu,  kewirausahan   adalah  kemampuan kreatif  dan  inovatif  yang  dijadikan  dasar,  kiat,  dan  sumber  daya  untuk  mencari  peluang menuju  sukses.

Inti   dari   kewirausahaan   adalah   kemampuan  untuk menciptakan  seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan  peluang  dalam  menghadapi  tantangan  hidup.  Pada      hakekatnya, kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan   dalam mewujudkan  gagasan inovatif  kedalam  dunia  nyata secara kreatif.

Dari  beberapa  konsep  yang  ada,  setidaknya  terdapat  6  hakekat  penting kewirausahaan. Di antaranya :

1.    Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber  daya,  tenaga  penggerak,  tujuan,  siasat,  kiat,  proses,  dan hasil  bisnis  (Acmad Sanusi, 1994).

2.    Kewirausahaan  adalah suatu kemampuan  untuk   menciptakan  sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3.  Kewirausahaan  adalah  suatu proses penerapan  kreativitas  dan inovasi  dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.    Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up

phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).

5.    Kewirausahaan  adalah suatu proses dalam mengerjakan  sesuatu  yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6.    Kewirausahaan       adalah      usaha      menciptakan       nilai      tambah      dengan   jalan

mengkombinasikan    sumber-sumber melaui   cara-cara    baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan   teknologi  baru,  menemukan  pengetahuan  baru,  menemukan  cara baru untuk menghasilkan  barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,  memperbaiki produk  dan  jasa  yang  sudah  ada,  dan  menemukan   cara  baru  untuk  memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat  didefinisikan sebagai    sesuatu    kemampuan    kreatif  dan  inovatif  (create    new    and    different)    yang dijadikan    kiat,    dasar,    sumber    daya,  proses  dan  perjuangan  untuk  menciptakan  nilai tambah barang dan jasa yang  dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

Dari  segi  karakteristik   perilaku, Wirausaha   (entepreneur)   adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan,  dan melembagakan  perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha   adalah   mereka   yang   bisa   menciptakan   kerja      bagi   orang      lain     dengan berswadaya.      Definisi   ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai   kesempatan untuk belajar dan berusaha.

Berwirausaha   melibatkan   dua   unsur   pokok   (1)   peluang   dan,   (2)   kemampuan menanggapi   peluang.   Berdasarkan   hal   tersebut,   maka   definisi   kewirausahaan   adalah tanggapan terhadap peluang usaha   yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan   hasil berupa   organisasi   usaha yang melembaga,   produktif dan inovatif.” ( Pekerti, 1997)

1.5.   Keuntungan  dan Kerugian Wirausaha

Menurut Ilik (2010), terdapat keuntungan  dan kerugian ketika seseorang  mengambil pilihan menjadi seorang wirausahawa di antaranya :

Keuntungan :

1.   Otonomi.

Pengelolaan   yang   bebas   dan   tidak   terikat   membuat   wirausaha   memposisikan seseorang menjadi “bos” yang memiliki kehendak terhadap kontrol bisnisnya. Hal ini juga didukung  dengan  pendapat  Robert T. Kiyosaki  yang menyatakan  bahwa pada dasarnya   perspektif   menjadi   seorang  wirausaha   adalah  pilihan   karena   mencari sebuah kebebasan.
2.   Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi

Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
3.   Kontrol finansial (Pengawasan keuangan).

Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.

4.   memiliki   legitimasi   moral   yang   kuat   untuk   mewujudkan    kesejahteraan    dan menciptakan kesempatan kerja.
Hal  ini  dikarenakan  target  entrepreneur  adalah  masyarakat  kelas  menengah  dan bawah,  maka  entrepreneur  memiliki  peran  penting  dalam  proses  trickling  down effect.

Kerugian Kewirausahaan :


1.    Pengorbanan personal.

Pada  awalnya,  wirausaha  harus  bekerja  dengan  waktu  yang  lama  dan  sibuk.  Sedikit sekali  waktu  untuk  kepentingan  keluarga,  rekreasi.  Hampir  semua  waktu  dihabiskan untuk kegiatan bisnis.
2.    Beban tanggung jawab.

Wirausaha  harus mengelola  semua  fungsi  bisnis, baik pemasaran,  keuangan,  personil maupun pengadaan dan pelatihan.
3.    Kecilnya marjin keuntungan dan kemungkinan gagal.

Karena  wirausaha  menggunakan  keuntungan  yang  kecil  dan  keuangan  milik  sendiri, maka marjin laba/keuntungan  yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada.

1.6.   Langkah-langkah memulai wirausaha

Berikut   ini   ditampilkan   beberapa   langkah-langkah   yang  dapat   dilakukan   apabila seorang mahasiswa ingin memulai wirausaha.

1.       Pilih  bidang  usaha  yang  Anda  minati  dan  memiliki   hasrat   dan  pengetahuan   di dalamnya.

Tips  pertama  ini  sangatlah  membantu  bagi  mahasiswa  yang  cenderung  memiliki keinginan yang tinggi sekaligus mudah jenuh. Tidak mudah memang, terutama jika kita sudah   lama   dan   terbiasa   berada   dalam   zona  aman.   Seringkali   kesibukan   kerja membunuh instink kita untuk berkreasi maupun mengasah minat dan kesukaan yang mampu mendatangkan uang. Jika anda telah menentukan minat, maka segeralah asah pengetahuan  dan perbanyak bacaan  serta ketrampilan  mengenai  bidang usaha yang hendak Anda tekuni.

Kadang-kadang  hal-hal yang kita rasakan kuasai, ternyata setelah berada di lapangan berbeda drastis dengan yang kita pikirkan. Seorang yang sehari-hari mengerjakan pekerjaan keahlian tertentu, belum tentu bisa sukses berbisnis dalam bidang tersebut, karenanya  perlu sekali belajar dari orang-orang yang telah sukses merintis  usaha di bidang tersebut.

2.       Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan.

Seringkali tawaran-tawaran peluang bisnis dan dukungan pengembangan bisnis datang dari rekan-rekan di dalam jaringan tersebut. Namun anda tetap harus hati-hati, karena tidak pernah  ada yang namanya  makan  siang gratis, siapapun  itu, anda harus tetap berhati-hati  dan mempersiapkan  akan datangnya  hal-hal  yang tidak terduga.  Hal ini juga sejalan  dengan  prinsip  seorang  pebisnis “uang tidak mengenal  tuan”. Bisa saja hari ini anda adalah big boss, namun  esok lusa anda menjadi pengangguran  karena didepak oleh  karyawan  sendiri  yang bekerja  sama dengan  partner  bisnis  anda atau bahkan investor anda.

3.       Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda.

Kebanyakan orang tidak sadar, ketika memulai berbisnis, terjebak di dalam fenomena banting harga. Padahal, ada kalanya, harga bukan segalanya. Anda harus bisa mencari celah dan ceruk pasar yang unik. Anda harus menentukan  posisi anda di dalam peta persaingan  usaha.  Jika  anda  menilai  terlalu  tinggi  jasa/produk  anda,  sementara  hal yang anda tawarkan itu tidak punya keunggulan yang sangat spesifik dan memiliki nilai tambah, maka orang akan berpaling kepada usaha sejenis dengan harga dan kualitas yang jauh lebih baik.

Misalkan anda memulai usaha bisnis jasa pembuatan desain web (web desainer). Tentukan,  apakah  anda ingin  bersaing berdarah-darah  di usaha  web  murah  meriah, atau  anda  akan  spesifik  kepada  desainnya,  atau  anda  akan  spesifik  kepada  faktor security (keamanannya)  atau kepada tingkat kesulitan  dan kompleksitas  pengelolaan databasenya.

4.       Jaga kredibilitas dan brand image.

Seringkali kita ketika memulai berusaha, melupakan faktor nama baik, kredibilitas dan pandangan  orang terhadap produk/jasa  kita. Padahal, ini yang paling penting dalam berbisnis. Mengulur-ulur  pembayaran  kepada supplier atau peminjam modal, adalah tindakan  yang  sangat  fatal  dan  berakibat  kepada  munculnya  nama  anda  di  dalam daftar hitam jaringan bisnis usaha yang anda tekuni. Misalnya salah satu usaha bisnis, seringkali  bertindak  arogan  dan  mengabaikan  keluhan  para  pelanggannya,  padahal bukan hanya sekali dua kali orang-orang melakukan  komplain,  akibatnya,  kehilangan pelanggan adalah hal nyata yang akan terjadi dan bahkan kehilangan pasar potensial dan pangsa pasar yang dikuasainya.

5.       Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.

Banyak orang yang jika sudah untung besar dan berada di atas, melupakan faktor persiapan akan hal tak terduga maupun merencanakan pengembangan usaha. Padahal bisnis  adalah   sama  dengan   hidup,  harus  selalu  bertahan   dan  berjuang.   Banyak pengusaha  dan pengrajin  kita, ketika sudah kebanjiran  order dan menerima  banyak uang, malah mendahulukan membeli mobil mewah ataupun mobil sport. Hal ini tidak

salah, namun  akan lebih baik jika keuntungan  itu disisihkan  untuk laba ditahan  dan penambahan modal kerja. Dengan demikian usaha bisa lebih berkembang, dan mendapatkan   kepercayaan   dan  pinjaman  modal  dari  bank  menjadi  lebih  mudah. Karena   anda   dipercaya   oleh   pihak   bank   mampu   mengelola   perusahaan   secara profesional.

Sebaiknya  untuk  keperluan  sehari-hari,  pemilik  perusahaan  mencadangkan  alokasi dana secukupnya saja untuk biaya hidup dan keperluan pribadi dalam bentuk gaji tetap komisaris/pemilik. Atau disisihkan sebagian saja dari laba tahunan, namun jangan menganggu arus kas perusahaan untuk kepentingan pribadi yang tidak ada urusannya dengan produktivitas usaha.

Komentar