BAB VIII Menetapkan Inovasi dan Menciptakan Produk dan Layanan yang unggul

BAB VIII

Menetapkan Inovasi dan Menciptakan Produk dan

Layanan yang unggul


Salah satu tantangan dalam mengembangkan produk dan jasa yang unggul adalah menetapkan   salah   satu   dari   sedemikian   banyak   produk   yang   dapat   dikembangkan. Penetapan   produk   dan   jasa   ini   harus   dilakukan   untuk   memulai   usaha   dan   juga memenangkan persaingan.

Tentunya  tidak  mudah  dalam  bagi  wirausaha  untuk  menghasilkan  produk  dan  jasa yang unggul, dari berbagai alternatif, terutama banyak hal yang dipertaruhkan terkait resiko dan investasi  ketika mengembangkan  produk baru atau  jasa. Untuk meminimalkan  resiko dan mengalokasikan sumber daya investasi dengan bijaksana, wirausaha harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut :

1.   Apakah spesifikasi produk atau jasa baru yang akan dihasilkan memenuhi kebutuhan pelanggan?
2.   Apakah produk atau jasa baru tersebut layak untuk dipasarkan?

3.   Apakah proses pembuatan produk ini sudah dikuasai dengan baik?

4.   Bagaimana produk dan jasa dibandingkan dengan produk pesaing?

5.   Bagaimana strategi pemasaran produk atau jasa baru yang akan dipakai?

  1. Manajemen Inovasi


Manajemen inovasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan perusahaan dan menguasai persaingan.   Beberapa contoh perusahaan  yang mengelola inovasi dengan baik adalah Apple dan Google.    Sejak didirikan dari tahun 1970-an, Apple yang terus mengembangkan   inovasinya  terus  sehingga  menghasilkan  produk  produk    gagdet  Ipad, Iphone, Ipod yang diterima di pasar.  Bahkan setelah meninggalnya sang pendiri Steve Job, Apple diperkirakan akan meluncurkan I-car. Selain itu, Google juga muncul dengan dengan berbagai  layanan search engine dan dilengkapi dengan berbagai layanan lain yang unik di Internet.

Seorang wirausaha memerlukan manajemen Inovasi untuk mengatur ide-ide hasil kreatifitas  dan  inovasi  yang  mungkin  dapat  menjadi  sangat  banyak.  Keberadaan  ide-ide tersebut  harus  diatur  dan  disusun  secara  sistematis  agar  sesuai  dengan  pengembangan usaha, melalui sistem yang terstruktur, sistematis, efisien, dan berkelanjutan. Perlu disadari oleh wirausaha, bahwa dari 1000 ide yang brilian, mungkin hanya satu yang menjadi inovatif. Untuk menghasilkan 100 jenis produk dalam satu tahunnya, maka dibutuhkan 100.000 ribu ide brilian.   Banyaknya  ide tersebut,  akan menuntut  manajemen  inovasi  yang baik untuk menghindarkan ide-ide yang menumpuk dan terlambat untuk diperkenalkan di pasar. Kesalahan dalam meluncurkan produk dan jasa atau terlambat diperkenalkan kepada pasar maka  akan  menimbulkan   potensi  kehilangan   pendapatan   dan  kehilangan   kemampuan bersaing dengan yang lain.

Wirausaha juga harus menyadari bahwa, banyak perubahan  fundamental bagaimana perusahaan  menghasilkan  ide dan nilai-nilai baru dan membawanya ke pasar selama abad 20. Hal ini sangat penting mengingat wirausaha  baru khususnya mahasiswa  mengetahui apa yang sudah terjadi dalam manajemen inovasi yang dikembangkan oleh perusahaan yang unggul bahkan pesaing yang sudah ada terlebih dulu.    Wirausaha perlu mengetahui bahwa

pergerakan   perubahan   konsep/teori   inovasi   melahirkan   perjalanan   melalui   regenerasi konsep  dan pendekatan  yang kemudian melahirkan  perubahan  generasi  inovasi.  Terdapat dua pandangan dalam mengurai generasi model inovasi yaitu diambil dari Davenport (2003)
dan Marinova (2003).

Tabel 5. Lima Generasi  Model Proses Inovasi

Generasi
Periode
Profil Kunci
Pertama/kedua
1960 an +
Model  linier  sederhana–tarikan   kebutuhan  dan  dorongan teknologi
Ketiga
1970 an +
Model coupling, mengenali interaksi antara        unsur- unsur yang berbeda dan umpan balik di antara mereka
Keempat
1990 an +
Model pararel,      integrasi      antar      perusahaan,       ke hulu  dengan pemasok kunci dan ke hilir dengan permintaan dan pelanggan aktif, menekankan pada hubungan dan aliansi
Kelima
2000 +
Integrasi   sistem   dan   jaringan   yang   luas,   respon untuk penyesuaian dan  fleksibel, pengujian dan  eksperimentasi terus-menerus
Sumber: Rothwell dalam Davenport (2003)



Rothwell  (1994)  menjelaskan  bahwa  evolusi  inovasi  terbagi  dalam  lima  generasi  perilaku inovasi, yaitu:
1.   Generasi  pertama  inovasi  (1G)  –  technology  push.  Area  inovasi  lebih  menekankan

sebagai  pondasi  dari  revolusi  industri.  Inovasi  hadir  bersama  teknologi  baru  untuk mengembangkan produk dan produksi.
2.   Generasi  kedua inovasi  (2G) – need  pull.  Area  inovasi  berbasis  pada fokus pasar dan konsumen, dimana konsumen menekan kebutuhan dan respon teknologi produksi. Pemasaran menentukan peran dari pemunculan ide-ide baru.
3.   Generasi  ketiga  inovasi.  (3G)  – coupling  model.  Area  inovasi  berkembangan  menjadi model   pengelompokkan.   Pemasaran   mungkin   membutuhkan   ide-ide   baru,   namun teknologi produksi memberikan solusi. Alternatifnya, R&D mengembangkan ide-ide baru bagi pemasaran dengan feedback dari pasar, R&D dan pemasaran menyatu dalam hubungan yang kuat.

4.  Generasi keempat inovasi (4G) – integrated model. Model inovasi yang terintegrasi menunjukkan R&D dan pemasaran memiliki aktivitas yang terintegrasi, bersama dengan supplier dan menghilangkan peran yang dikelompokkan untuk memimpin konsumen.
5.   Generasi kelima inovasi (5G) – system integration and networking model. Model inovasi

yang  dikembangkan  mengintegrasikan  strategi  mitra  dengan  supplier  dan  konsumen melalui sistem yang tangguh dan memiliki kolaborasi antara pemasaran  dan penelitian yang  kuat.  Penekanan  pada  fleksibilitas  dan  kecepatan  pengembangan  dengan  fokus pada kualitas dan faktor lainnya.
Dengan  menyadari  bahwa  saat  ini  perubahan  dan  manajemen  inovasi  memegang peranan penting dan semakin berkembang, sudah saatnya wirausaha baru mengenali bagaimana memanfaatkan perkembangan inovasi tersebut.


9.2.   Berbagai Contoh Penemuan  yang Mendunia


Mahasiswa  sebagai calon wirausaha  memerlukan  pemahaman  apa saja produk yang telah diciptakan  dan kemudian  menjadi produk yang mendunia.   Berikut berbagai  contoh penemuan yang dihasilkan oleh kelima generasi inovasi tersebut yang telah mewarnai dunia dan bahkan merubah perilaku konsumen.



a.   Ballpoint Pen


Saudara  Ladislo dan Greg Biro (Ladislao  adalah seorang jurnalis muak dengan  mengisi pena dan mengoreksi bercak-bercak) mengembangkan ballpoint pada tahun 1938. Meskipun mereka disebut pena ballpoint, beberapa negara masih menyebutnya sebagai Biro.



b.   Plester

Earle Dickson, seorang istrinya. Dia sering men kotak kasa menempel menghentikan lem menja





k

r





k
ka g.



l



k

J



i

,    a

r,   a ti-

g  dengan  plester  untuk ia membuatnya pasokan dengan   crinoline   untuk

c.   Coca Cola


Pada  bulan  Mei,  1886,  Coca  Cola  ditemukan  oleh  Dokter  John  Pemberton  seorang apoteker dari Atlanta, Georgia. John Pemberton meramu formula Coca Cola dalam ketel kuningan berkaki tiga di halaman belakang rumahnya sebagai stimulan syaraf atau lebih populernya  adalah  tonik,  dan obat  sakit  kepala.  Coca-Cola  dijual  perdana  pada  akhir tahun itu sebagai "tonik berharga dan sifat stimulan saraf dari tanaman koka dan kacang cola," belum dimaniskan dengan gula tetapi anggur.     Walaupun belum dikenal sebagai minuman sehari-hari, akan tetapi kemudian Coca-Cola sebagai merek dagang lebih dari seratus tahun yang lalu dapat mengklaim lebih luas pengakuan hari dibandingkan dengan merek lain di dunia.
e. Gitar listrik
Meskipun  ada beberapa  sengketa  yang  menemukan  gitar listrik pertama,  Leo  Fender mendapatkan   kredit   untuk   mengembangkan   gitar   solid-body   listrik   pertama   yang diproduksi   secara   massal.   Seorang   penggemar   elektronika,   Fender   bereksperimen dengan  cara-cara untuk membuat  gitar lebih keras, dan menjadi tertarik dalam desain gitar setelah memperbaiki pickup eksternal pelanggan. Dia mengembangkan  gitar tubuh padat   dengan   balok   kayu   dan   magnetik   pick-up   terhubung   ke   amplifier.  
Seleksi Barang Dan Jasa


Keputusan  produk merupakan  hal yang fundamental  dan mempunyai  implikasi yang besar pada fungsi operasi. Keputusan produk akan mempengaruhi  biaya peralatan  modal, desain tata letak, kebutuhan ruang, keahlian orang-orang yang dipekerjakan, bahan mentah, dan proses yang digunakan.   Memilih produk memang cukup rumit. Di satu sisi, berbisnis dalam bidang yang langka membuat hati tenang karena minimnya pesaing. Namun di sisi lain, pebisnis membutuhkan kesabaran karena produk yang dijual bukan barang primer masyarakat.  Sementara  ketika  memilih produk yang dibutuhkan  pasar dalam jumlah  yang banyak, pasti banyak pesaing.

Mengembangkan  produk  berarti  adalah  memenuhi  kebutuhan  konsumen,  sebagai sebuah solusi masalah sekaligus menghasilkan kualitas.    Oleh karena itu, diperlukan pemahaman  untuk  merasakan  bagaimana  mengembangkan  produk  dan  pada  saat  yang sama perlu memperhatikan konsumen atau pelanggan.
Quality Function Deployment (QFD)

Salah satu cara utama untuk menyeleksi produk dan jasa yang akan dihasilkan adalah dengan   memperhatikan   kualitas   yang  dihasilkan   oleh  produk.     Pendekatan   kepuasan konsumen akan kualitas produk dan jasa adalah salah satu kunci sukses menetapkan  pasar dan  menguasai  pasar.   Oleh  karena  itu, dalam mengelola  inovasi  salah satu dasar  utama yang dilakukan adalah menilai keberhasilan penerapan kualitas pada produk atau jasa yang diunggulkan.

Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu proses menetapkan keinginan pelanggan  tentang  hal-hal  yang  diinginkan  konsumen  dan  menterjemahkannya   menjadi atribut pada produk dan jasa agar setiap area fungsional usaha dapat memahami dan melaksanakannya.   Alat yang digunakan dalam QFD adalah rumah kualitas (house of quality) yaitu merupakan teknik grafis untuk menjelaskan hubungan antara keinginan konsumen dan produk (barang atau jasa).



Gambar 7. Rumah Kualitas pada Diagram QFD

Menurut  Cohen  (1992)  tahap-tahap  dalam  menyusun  home  of  quality  adalah  sebagai berikut:

a.   Tahap I: Matrik Kebutuhan Pelanggan, Tahap ini meliputi:

         Memutuskan siapa pelanggan

         Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan konsumen

         Menyusun keinginan dan kebutuhan tersebut

         Pembuatan diagram afinitas

































.























Gambar 9.  Kebutuhan  Pelanggan  pada Diagram QFD



















.





















Gambar 11. Hubungan Kebutuhan  Pelanggan  dengan Penjelasan  Teknis pada Diagram QFD



















Gambar 12. Penilaia                                                                                         jelasan Teknis pada






















Gambar 13. Perencanaan  Produksi  Diagram QFD

b.   Tahap II :Matrik Perencanaan

    Tahap  ini  bertujuan   untuk  mengukur  kebutuhan-kebutuhan   pelanggan  dan menetapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan.




G
.


i

D

c.


Tahap III: Respo

Pada  taha



a





ri



t



-kebutuhan  konsumen

yang  ber

s
a  i
y    g

teknis  guna  memenuhi

kebutuhan-
a






Gambar 15. Perencanaan  Proses Produksi  Diagram QFD

d.   Tahap IV :Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan Konsumen

         Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis (tahap 3)

dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan (tahap 1).



Gambar 16. Perencanaan  Peluncuran  Produk pada  Diagram QFD

e.   Tahap V :Korelasi Teknis

         Tahap ini memetakan hubungan dan kepentingan antara karakteristik kualitas

    pengganti atau respon teknis. Sehingga dapat dilihat apabila suatu respon teknis yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi  respon teknis lainnya dalam proses produksi, dan dapat diusahakan agar tidak terjadi bottleneck.
f.    Tahap VI :Benchmarking dan Penetapan Target

         Pada tahap ini perusahaan perlu menentukan respon teknis mana yang ingin

         dikonsentrasikan dan bagaimana jika dibandingkan oleh produk sejenis










Komentar